Doa Umat Islam dan Kristen untuk Arwah Mbah Gotho  

Reporter

Senin, 1 Mei 2017 16:58 WIB

Istri Suryanto, cucu dari istri keempat Mbah Gotho, menangis dan mencium jenazah Mbah Gotho sebelum dimakamkan. Suryanto dan istrinya yang selama ini merawat Mbah Gotho. TEMPO/Dinda Leo Listy

TEMPO.CO, Sragen - Suryanto, cucu Sodimejo alias Mbah Gotho, mengatakan pihak keluarga tetap mendoakan arwah Mbah Gotho sesuai dengan tuntutan agama Islam meski kakeknya beragama Kristen. Namun ia mempersilakan pihak gereja menggelar doa untuk kakeknya di rumahnya.

"Simbah memang beragama Kristen, tapi ibu kami (Sukirah) beragama Islam," ujar Suryanto, cucu dari istri keempat Mbah Gotho, saat ditemui Tempo dalam acara pemakaman di Dusun Grasak, Desa Plumbon, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Senin, 1 Mei 2017.

Baca: Mbah Gotho, Manusia Tertua di Dunia, Sudah Pesan Nisan Sejak 1992

Menurut Suryanto, pihak gereja yang turut mendoakan Mbah Gotho sebelum pemakaman sudah meminta izin untuk menggelar doa bersama untuk kakeknya di rumahnya. “Kami persilakan. Toh, semua doa tujuannya baik, demi keselamatan arwah Simbah,” ucapnya.

Mbah Gotho selama ini dikenal sebagai manusia tertua di dunia. Pria asal Dusun Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, itu diperkirakan berusia 146 tahun. Dalam e-KTP-nya, tertulis tanggal lahir Mbah Gotho 31 Desember 1870.

Suryanto dan keluarganya yang merawat Mbah Gotho mengatakan doa selamatan untuk arwah kakeknya akan digelar sesuai dengan adat Jawa, mulai 3 hari, 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun, hingga 1.000 hari setelah meninggal.

Nantinya, ucap dia, dalam setiap peringatan itu akan digelar doa bersama membaca Surat Yasin serta tahlil oleh keluarga dan warga di lingkungan sekitarnya. Kendati demikian, tutur Suryanto, keluarganya mempersilakan pihak gereja turut menggelar doa untuk Mbah Gotho di rumahnya.

Baca: Kisah Mbak Gotho, Berumur 145 Tahun dan Sains di Baliknya

Sebelum meninggal, Mbah Gotho sudah berwasiat agar nisan yang sudah dipesannya sejak 1992 langsung dipasang di atas makamnya. Suryanto dan keluarga pun mengikuti wasiatnya. Pemasangan nisan tidak menunggu setelah seribu hari meninggal seperti adat Jawa.

Mbah Gotho dimakamkan di tempat pemakaman umum yang berjarak sekitar 400 meter dari rumahnya. Makam Mbah Gotho bersebelahan dengan makam Sukirah, yang meninggal pada 1992. Dua makam tersebut berada di bawah satu cungkup yang dibangun sejak 1995. “Sejak ibu saya (Sukirah) meninggal, Simbah selalu berharap agar segera dipundhut (dicabut nyawanya),” kata Suryanto.

Tempo pernah mewawancarai Mbah Gotho pada 9 September 2016. Saat itu, Mbah Gotho menuturkan hidupnya sudah tidak berarti selain hanya menunggu mati. “Suket wis ra ono, wit-witan wis ra ono, kewan ra ono, kabeh wis dadi gendhing. Kowe iruh tapi kabeh wis gendhing (Rumput, pepohonan, dan hewan sudah tidak ada. Anda melihat tapi semua sudah jadi gendhing atau tembang),” ujar Mbah Gotho tanpa menjelaskan gendhing yang dimaksud.

DINDA LEO LISTY




Berita terkait

Putri Mantan Bupati Sragen Ingin Maju Pilkada 2024, Baliho Sosialisasinya Dirusak

2 hari lalu

Putri Mantan Bupati Sragen Ingin Maju Pilkada 2024, Baliho Sosialisasinya Dirusak

Wina mengaku menyayangkan perusakan baliho sosialisasinya untuk Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

3 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

56 hari lalu

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.

Baca Selengkapnya

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

56 hari lalu

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

56 hari lalu

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.

Baca Selengkapnya

Tebing Longsor Timpa 1 Rumah di Kabupaten Sragen, 3 Orang Meninggal

57 hari lalu

Tebing Longsor Timpa 1 Rumah di Kabupaten Sragen, 3 Orang Meninggal

Longsor terjadi di Dukuh Secang, Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah kemarin. Tiga orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sindir Jalan Rusak di Jawa Tengah: Bertahun-tahun Enggak Beres

23 Januari 2024

Jokowi Sindir Jalan Rusak di Jawa Tengah: Bertahun-tahun Enggak Beres

Jokowi menyebut bahwa Jalan Surakarta-Purwodadi ini merupakan ruas yang memiliki tingkat kerusakan paling berat.

Baca Selengkapnya

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.

Baca Selengkapnya

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

28 Desember 2023

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

Dantje Nere mengatakan masyarakat adat yang juga sebagai warga jemaat GKI Filadelfia Kampung Harapan setempat sangat merasa kehilangan Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya

Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

3 Desember 2023

Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

Doni Monardo menjabat sebagai Ketua Umum PPAD atau Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat untuk periode 2021-2026.

Baca Selengkapnya