Presiden Jokowi (kiri) dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Jakarta - Pembukaan rute kapal Roll-on Roll-off (Roro) Davao-Bitung dianggap tidak membawa dampak signifkan pada perdagangan Indonesia-Filipina. Alasannya, Bitung bukan pelabuhan hub internasional.
"Dibukanya rute tersebut kurang begitu signifikan karena Bitung belum menjadi hub internasional untuk Indonesia," kata Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita, Ahad, 30 April 2017.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan rute pelayaran kapal Roll-on Roll-off (RoRo) Davao-General Santos-Bitung adalah kerja sama konkret negara ASEAN dalam membangun konektivitas.
"Peluncuran Ro-Ro Davao-General Santos-Bitung merupakan implementasi konkrit kerja sama BIMP-EAGA," kata Retno, Sabtu, 29 April 2017, di sela KTT ASEAN yang dilakukan di Philippine International Convention Center (PICC) Manila, Filipina.
Tapi menurut Zaldy, bila Bitung sudah menjadi hub internasional dan banyak kapal internasional berlabuh, maka Bitung bisa menjadi pelabuhan ekspor dan impor untuk Filipina selatan.
Lebih jauh, Zaldy mengatakan perdagangan antara Indonesia dan Filipina masih sedikit. Ekspor Indonesia ke Filipina kebanyakan barang tambang dan mineral. Sementara untuk mengekspor hasil industri dari Jawa ke Filipina selatan dianggap tidak efisien karena biayanya sangat tinggi. "Ke Bitung saja mahal kalau tidak disubsidi oleh program tol laut," kata Zaldy.
Menurut dia, muatan balik dari Bitung ke Jawa sebagian besar adalah hasil laut yang sebenarnya lebih bagus kalau bisa ekspor langsung dari Bitung. "Tapi masalah kapal internasional yang masuk ke Bitung sangat sedikit," kata Zaldy.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pembukaan rute Davao-Bitung adalah batu loncatan dalam kerjasama Filipina maupun konektivitas kawasan ASEAN.
Selain itu, rute Roro sejalan dengan misi Presiden Joko Widodo untuk memeratakan pembangunan, tidak hanya terkonsentrasi di Jawa tapi juga di wilayah timur Indonesia. Dalam konteks tersebut, Bitung akan dijadikan salah satu pelabuhan hub untuk wilayah timur Indonesia," kata Retno di Davao, Filipina, Minggu, 30 April 2017.