Musim Hujan Molor, Banyak Petani Garam Jawa Timur Ketar-ketir  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 27 April 2017 17:51 WIB

Petani garam di Benowo, Surabaya.[TEMPO/ Dwi Narwoko; ]

TEMPO.CO, Tuban - Para petani garam di Kabupaten Tuban dan Lamongan, Jawa Timur, ketar-ketir akibat molornya musim hujan, dan saat ini tak berani membuat garam.

Keresahan mereka terkait dengan musim hujan yang mundur berdampak pada terlambatnya musim panen garam yang harusnya akhir April atau awal Mei ini. Hingga akhir April ini, hujan masih kerap terjadi di sejumlah tempat di pesisir pantai utara di Tuban dan Lamongan.

Baca: Asosiasi Petani Garam Dorong Pemda Miliki BUMD Garam

Akibatnya, petani kesulitan mengolah tambak untuk jadi lahan pembuatan garam.”Ya, kita sementara berhenti,” ujar Harno, petani garam dari Kecamata Palang, Tuban, pada Tempo, Kamis, 27 April 2017.

Tak hanya itu, mundurnya panen garam juga berdampak di pasaran. Dalam dua pekan ini, harga garam grasak atau garam nonyodium—kini langka dan harganya naik di pasaran. Harga garam grasak juga naik dari sebelumnya Rp 1.500 per kilogram menjadi Rp 3.000 per kilogramnya.

Biasanya garam grasak digunakan untuk pelbagai macam, di antaranya digunakan perajin telur asin, untuk merendam telur. Selain itu, pemilik perikanan darat digunakan untuk mengurangi kadar asam air. Bahkan, pengelola kolam renang juga menggunakan untuk bahan tambahan penjernih air. “Ya, langka sejak satu bulan ini,” ujar Rejeki, salah satu penjual garam di Pasar Tuban.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tuban Ampenan mengatakan garam kini langka di areal tambak. Petani cenderung membiarkan lahan tambaknya dan menunggu kepastian cuaca menjadi cerah dan cenderung terik. ”Hujan masih sering turun,” ujar Ampenan pada Tempo, Kamis, 27 April.

Ampenan menyebutkan, petani garam di Tuban, berada di Kecamatan Palang-berbatasan dengan Kecamatan Brondong, Lamongan. Lokasinya di Desa Pliwetan, Desa Cepoko, Desa Ketambul, dan sebagian di Desa Palang sendiri. Sedangkan lahan garapan garam seluas 275 hektare. Jumlah petaninya sekitar 500 orang, dan sebagian besar merangkap nelayan.

Simak pula:
Bursa Pilgub Jawa Timur 2018, Ada 6 Figur Diunggulkan DPD PDIP
Sidang E-KTP, Seorang Saksi Sebut Keterlibatan Setya Novanto

Sekarang ini pemerintah pusat tengah membangun kawasan tambak garam terintegrasi di Kabupaten Tuban. Ke depannya, dibangun Sistem Resi Gudang (RSG) Garam, dengan sistem pengelolaan hulu hingga hilir garam.

Nantinya juga dibangun Sistem Resi Gudang berlabel Standar Nasional Indonesia. Sedangkan yang menanganinya di bawah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dengan Kementerian Perikanan dan Kelautan.

Selain Tuban, ditunjuk daerah lain di pesisir pantai. Seperti Kabupaten Rembang, Demak, Brebes, Jawa Tengah; Sampang, Jawa Timur; serta Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

SUJATMIKO

Berita terkait

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

30 hari lalu

Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.

Baca Selengkapnya

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

31 hari lalu

Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?

Baca Selengkapnya

Pengendara Mobil Patut Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan, Apa itu?

34 hari lalu

Pengendara Mobil Patut Waspada Aquaplaning Saat Musim Hujan, Apa itu?

Pengendara mobil patut mewaspadai bahaya aquaplaning saat musim hujan, Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

BNPB Catat 143 Kepala Keluarga Terdampak Gempa Tuban, 4 Rumah Sakit Rusak

35 hari lalu

BNPB Catat 143 Kepala Keluarga Terdampak Gempa Tuban, 4 Rumah Sakit Rusak

BNPB mengatakan, gempa Tuban juga mengakibatkan sejumlah infrastruktur alami kerusakan yang bervariasi.

Baca Selengkapnya

Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

39 hari lalu

Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

Musim hujan di Indonesia masih akan terus berlangsung selama Maret 2024

Baca Selengkapnya

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

46 hari lalu

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja

Baca Selengkapnya

Hotel di Singapura Ini Janji Bayar Tamu jika Hujan Turun selama Liburan

53 hari lalu

Hotel di Singapura Ini Janji Bayar Tamu jika Hujan Turun selama Liburan

Hotel ini menjanjikan akan mengganti biaya menginap semalam jika turun hujan yang mengganggu liburan di Singapura.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Cuaca Ekstrem akan Berlangsung sampai 8 Maret 2024, Ini Indikator Cuaca Ekstrem

55 hari lalu

BMKG Sebut Cuaca Ekstrem akan Berlangsung sampai 8 Maret 2024, Ini Indikator Cuaca Ekstrem

BMKG sebut cuaca ekstrem sampai 8 Maret 2024. Ada tiga indikator untuk menentukan cuaca ekstrem, dari tekanan udara, awan, sampai angin.

Baca Selengkapnya

Jaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan, Ahli Gizi Ingatkan Pola Makan Sehat

57 hari lalu

Jaga Daya Tahan Tubuh di Musim Hujan, Ahli Gizi Ingatkan Pola Makan Sehat

Pakar menyarankan menerapkan pola makan sehat dengan gizi lengkap untuk menjaga ketahanan tubuh di musim hujan seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Apple Car Stop, Laptop Layar Transparan, dan Puncak Hujan Terlewati

57 hari lalu

Top 3 Tekno: Apple Car Stop, Laptop Layar Transparan, dan Puncak Hujan Terlewati

Top 3 Tekno pada Jumat pagi 1 Maret 2024, diawali dari artikel tentang Apple yang telah membatalkan proyek mobil listrik perdananya, Apple Car.

Baca Selengkapnya