Wapres Jusuf Kalla mendapat gelar kehormatan dari Dewan Adat Dayak di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, 26 April 2017. TEMPO/Amirullah
TEMPO.CO, Palangkaraya -Wakil Presiden Jusuf Kalla mendorong perguruan tinggi terus meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan harus diarahkan pada kebutuhan masa depan, bukan berorientasi ke masa lalu.
"Apabila kita tidak melihat ke depan, kita hanya menjadi konsumer ilmu saja, bukan produsen ilmu," kata Kalla saat membuka rapat kerja nasional Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS PTIS) di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu, 26 April 2017.
Kalla mengatakan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat. Perguruan tinggi pun harus bisa mengikuti perkembangan ilmu. Sebab jika tidak maka mereka akan tertinggal. Kalangan perguruan tinggi tidak boleh lagi membanggakan kejayaan penguasaan ilmu di masa lalu.
Selama ini, kata Kalla, ada pihak yang kerap mengagungkan kehebatan masa lalu. Misalnya saat berbicara tentang kehebatan Ibnu Sinna dalam penguasaan ilmu kedokteran, Al-khawarizmi dalam matematika, ataupun Al-Ghazali dalam filsafat.
Kalla menegaskan pembanggaan masa lalu tidak ada artinya. "Tapi yang penting adalah kita menciptakan kehebatan sendiri," kata Kalla.
Ketua Umum BKS PTIS, Masrurah Mokhtar mengatakan rakernas yang berlangsung pada 25-27 April 2017 ini bertujuan memperkuat persatuan dan kesatuan PTIS se-Indonesia. "Dalam komitmen bersama guna merumuskan langkah-langkah strategis menuju perguruan tinggi Islam berstandar internasional," kata Masrurah.