Data BPBD, Ada 33 Desa di Yogyakarta Rawan Tsunami
TEMPO.CO, Lumajang - Warga di tiga desa pesisir selatan Kabupaten Lumajang , Jawa Timur mengikuti gladi lapangan menyelamatkan diri dari tsunami di Stadion Yosowilangun, Kecamatan Yosowilangun, Rabu, 26 April 2017. Kegiatan tersebut digelar bertepatan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional pada 26 April.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lumajang telah memetakan 16 desa di pesisir selatan yang rawan tsunami. Enam belas desa itu berada di lima kecamatan dengan garis pantai sepanjang 75 kilometer, yakni Kecamatan Tempursari, Pasirian, Tempeh, Kunir dan Yosowilangun.
Latihan kesiapsiagaan bencana tersebut dilakukan dalam bentuk simulasi bencana tsunami. Diceritakan bahwa awalnya Pusat Pengendalian Operasi BPBD Lumajang menerima laporan ihwal adanya gempa dengan kekuatan 6,8 skala Richter di lepas pantai Lumajang yang berpotensi tsunami.
Setelah menerima laporan tersebut, seluruh potensi penanggulangan bencana di Lumajang dikerahkan untuk melakukan evakuasi. Warga yang sebelumnya sudah dibekali pemahaman bencana tsunami secara spontan langsung bergeser ke titik kumpul untuk selanjutnya dievakuasi ke Stadion Yosowilangun. Skenario pasca bencana juga disimulasikan dalam kegiatan gladi lapang yang merupakan kerjasama sinergi Kodim 0821 dengan BPBD Lumajang.
Kepala Seksi Operasional Kodim 0821 Lumajang Kapten Artileri Pertahanan Udara (Arh) Siswoto mengatakan gladi lapang ini juga melibatkan pelajar. "Perlu ditanamkan nilai kesiapsiagaan bencana kepada pelajar sehingga bisa turut perperan aktif dalam penyelamatan dan penanggulangan korban bencana," kata Siswoto.
Dalam gladi lapangan tersebut ada tiga desa di Kecamatan Yosowilangun yang dilibatkan, yaitu Desa Tunjungrejo, Wotgalih dan Jatimulyo. Warga diberi pemahaman potensi bencana sampai sampai dalam penyelamatan. Bersamaan dengan kegiatan itu turut diresmikan early warning system (EWS) di Desa Wotgalih untuk melengkapi dua EWS lainnya di Desa Bades dan Desa Tempursari.
EWS berfungsi mengingatkan masyarakat bila terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Namun alatnya masih sederhana. Alarm tidak otomatis berbunyi, tapi secara manual dengan memencet tombol terlebih dulu.