TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Pembina Masjid Salman Institut Teknologi Bandung tengah merintis pembangunan rumah sakit. Rencananya, rumah sakit bernama Salman Hospital itu berlokasi di daerah Soreang, ibukota Kabupaten Bandung, itu berkonsep Islami.
Ketua Tim Penggalangan Dana Salman Hospital, Hari Utomo mengatakan, mereka akan menerapkan prinsip safety, syar'i, sophisticated, dan green (S3G). Pengelolaan keamanan mencakup keselamatan pasien, keluarganya, dan staf rumah sakit.
Syar’i menerapkan pengelolaan dan pembangunan rumah sakit berdasarkan syariat Islam. "Kami akan mengikuti kaidah keagamaan misalnya pemilihan obat yang halal, pelayanan para perawat dan dokter yang lebih ramah dan lebih Islami," katanya, Senin, 24 April 2017.
Contoh lainnya, lokasi tempat tidur menghadap kiblat agar pasien tidak susah untuk salat, juga ada bimbingan keagamaan bagi para pasien. "Layanan unggulan kami terkait penyakit jantung, ginjal, dan darah tinggi," ujar Hari. Kapasitas tempat tidur direncanakan untuk 200 orang pasien.
Selain perangkat penunjang berteknologi mutakhir, Salman Hospital menerapkan konsep hijau atau ramah lingkungan. Misalnya dengan menggunakan tenaga surya juga sebagai sumber energi listrik rumah sakit.
Menurut Hari, gagasan pendirian Salman Hospital ini dicetuskan oleh para pengurus dan pembina Yayasan Pembina Masjid Salman ITB sekitar 2014-2015. "Salah satu pendorong kuat yaitu ketika ada beberapa pembina yang sakit parah, dan memerlukan perawatan lebih baik dan lebih Islami," ujarnya.