Tim SAR gabungan melakukan pencarian menggunakan kapal Basarnas RB 210 di Perairan Teluk Bone, Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, 22 Desember 2015. Total korban yang ditemukan saat ini berjumlah 44 orang dari 118 penumpang. Basarnas mencatat tiga penumpang telah tewas. ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang
TEMPO.CO, Jakarta - Speedboat dengan rute dari Labuan Cermin menuju Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur, dikabarkan hilang sejak Sabtu malam, 22 April 2017. Speedboat bernama SB Purli itu membawa sepuluh orang, di antaranya tujuh wisatawan, pemilik kapal bersama seorang anak buah kapal dan seorang agen biro perjalanan.
Proses pencarian terus berlangsung dilakukan tim SAR gabungan yang terdiri atas kantor SAR Balikpapan, Pos SAR Tarakan, Camat Derawan, Pos Polisi Derawan, Borneo Diving, dan masyarakat sekitar yang menggunakan speedboat, ada juga yang menggunakan kapal klotok.
"Informasi kami terima pukul 21.30 Wita dan pukul 22.00 Wita menuju LKP (lokasi kejadian perkara), sekarang kami berada di Pulau Derawan dan proses pencarian masih berlangsung," kata Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Balikpapan Mujiono melalui Kepala Seksi Operasional Octavianto saat dihubungi dari Samarinda, Ahad, 23 April 2017.
Menurut informasi yang diterima Basarnas dari pihak kepolisian, SB Purli berangkat dari Labuan Cermin sejak pukul 14.30 Wita, kemarin. Motoris SB Purli mengaku kekurangan bahan bakar sesaat sebelum berangkat hingga akhirnya mendapat pinjaman bahan bakar 30 liter dari speedboat lain yang juga hendak menuju Pulau Derawan.
"Di sekitar perairan Malalungun, speedboat korban sempat berhenti melempar jangkar. Karena mereka mendapat informasi bahwa di perairan Pulau Derawan gelombang sedang besar," kata Octa.
SB Purli bersama speedboat lain berjalan pelan-pelan sambil menunggu cuaca teduh hingga pukul 17.30 Wita. Saat di perairan Karang Sapitan, SB Purli kehabisan bahan bakar dan meminta agar speedboat-nya ditarik speedboat lain yang dikendarai saksi.
"Namun saksi yang menggunakan speedboat lainnya itu tidak bisa menarik karena kekurangan BBM juga. Sehingga speedboat korban ditinggal oleh saksi," kata Octa menceritakan keterangan polisi yang mendapatkan laporan dari saksi bernama David Effendi.
Speedboat David Effendi melanjutkan perjalanan dengan meninggalkan SB Purli. Saksi kejadian itu juga sempat kehabisan bahan bakar minyak di sekitar Pulau Semama. Namun speedboat yang dikemudikan David Effendi selamat karena ia sempat menghubungi rekannya di Pulau Derawan untuk membawakan BBM.