Peneliti Australia Khawatir Isu Agama Digunakan di Pilpres 2019

Reporter

Minggu, 23 April 2017 06:48 WIB

Profesor dari Universitas Nasional Australia (ANU), Marcus Mietzner dan Dr. Ian Wilson dari Murdoch University diskusi kritis terkait politik identitas Pilkada Jakarta di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera pada Sabtu, 22 April 2017. Tempo/Avit Hidaya

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen dari Universitas Nasional Australia (ANU), Profesor Marcus Mietzner mengkhawatirkan penggunaan isu agama dan komunisme akan digunakan dalam pemilihan presiden 2019. Dalam kasus pilkada DKI 2017, ia mengatakan penggunaan isu agama telah menyingkirkan calon Gubernur inkumben Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Saya menduga isu agama, isu komunisme dan isu politik identitas akan ada pada pemilihan presiden mendatang," kata Marcus dalam sebuah diskusi kritis di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera, Sabtu, 22 April 2017.

Dalam kasus Ahok, kata Marcus, persoalan agama menjadi penentu kemenangan. Apalagi ditambah Ahok dituding telah menistakan agama. Tanpa kasus itu pun, peta politik warga Jakarta: 40 persen warga adalah orang konservatif yang memilih pemimpin muslim dan ada 35 persen pemilih adalah orang pluralistik. Sisanya, lebih banyak terpengaruh kasus penistaan agama dan gaya kepemimpinan Ahok.

Baca: Penyebab Ahok Kalah versi Dua Peneliti Australia

Menurut dia, kasus kekalahan Ahok agak unik di Indonesia. Mengingat, selama ini tidak ada calon inkumben kalah saat memiliki tingkat kepuasan di atas 60 persen. "Ini (Ahok) tingkat kepuasannya 74 persen dan dia kalah?"

Marcus menambahkan bahwa isu agama dan politik identitas sudah lama digunakan dalam pemilu di Indonesia. Pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Marcus juga mendapati upaya tim Fauzi Bowo menggunakan isu agama. Namun isu itu bisa diredam karena Ahok kala itu hanya wakil gubernur.

Dosen sekaligus peneliti dari Murdoch University, Dr. Ian Wilson menganggap bahwa kekalahan Ahok tidak terlepas dari peran rakyat kecil Jakarta. Menurut dia, sebagian besar rakyat kecil Jakarta tak menyukai gaya bicara dan penggusuran yang dilakukan dengan cara sewenang-wenang.

Baca: Anies-Sandi Menangi Pilkada DKI, PolMark: Suara Ahok-Djarot Macet

"Awalnya ada antusiasme warga miskin kota terhadap Jokowi (ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta), namun kemudian ada pergeseran dengan kepemimpinan Ahok," kata Ian . "Mereka tidak suka dengan gaya bicaranya."

Menurut Ian, pada saat kepemimpinan Jokowi, warga Jakarta tak begitu mempermasalahkan Ahok. Alasannya, karena Jokowi lebih banyak merangkul masyarakat kecil, meski sama-sama melakukan penggusuran. Bedanya, penggusuran yang dilakukan Jokowi dianggap lebih santun.

Setelah Ahok memimpin menggantikan Jokowi, masyarakat kelas bawah diperkirakan kecewa dengan kesewenang-wenangan Ahok. Sebagian besar masyarakat menganggap gaya komunikasi Ahok yang sering diperdebatkan dan menimbulkan masalah. Namun sebagian besar warga Jakarta sepakat bahwa kinerja Ahok sangat bagus.

Baca: Rachel Maryam: Rekonsiliasi Jadi Prioritas 100 Hari Anies-Sandi

"Sebagai gubernur dia oke, tapi masyarakat tidak suka gaya bicaranya," ucap Ian. Masyarakat kemudian menganggap kasus penistaan agama sebagai puncak kegelisahan. Mereka menganggap Ahok sering melontarkan pernyataan tanpa terlebih dulu dipikirkan.

Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh kelompok konservatif seperti Front Pembela Islam (FPI) masuk mewakili aspirasi masyarakat. Padahal kata dia, banyak orang yang benci dengan FPI. Ia telah lebih dari 10 tahun meneliti perkembangan FPI di Indonesia. "Banyak orang benci FPI, tapi satu hal yang patut digarisbawahi: mereka ada di kampung-kampung, mereka mendampingi kaum miskin."

Makanya Ian tak kaget jika melihat hasil Pilkada DKI Jakarta yang menyatakan Ahok kalah atas pesaingnya Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Apalagi bagi korban penggusuran, mereka tidak ingin Ahok memimpin Jakarta lagi. Dari catatan dia, ada sekitar 50 ribu warga Jakarta yang jadi korban penggusuran Ahok. Dia memprediksikan kritik ini kemudian meluas di kalangan kelas bawah Jakarta dan ditambah kasus penistaan agama.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal

Baca Selengkapnya

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.

Baca Selengkapnya

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.

Baca Selengkapnya

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

6 Februari 2023

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.

Baca Selengkapnya

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

31 Januari 2022

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

20 November 2021

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.

Baca Selengkapnya

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

20 Mei 2021

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya