Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (ketiga kiri) bersama Presiden PKS Sohibul Iman (ketiga kanan), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kanan), tokoh PAN Amien Rais (kedua kanan), Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (kedua kiri) dan pasangan calon Gubernur dan Wagub DKI Jakarta Anies Baswedan (keempat kiri) dan Sandiaga Uno (kiri) memberikan keterangan pers menanggapi hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Jakarta, 19 April 2017. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengomentari berbagai pendapat yang menyatakan kemenangan pasangan calon Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, yang diusung partainya di pilkada DKI Jakarta, akan memuluskan jalan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto memenangi pemilihan Presiden RI 2019.
"Untuk 2019, Pak Prabowo masih ingin jadi (presiden)," kata Ferry saat dihubungi, Kamis, 20 April 2017. Ferry juga menyatakan semua anggota Partai Gerindra masih menginginkan Prabowo maju sebagai calon presiden pada 2019. "Tapi konteks pilkada DKI adalah konteks yang berbeda."
Menurut Ferry, pencalonan Anies Baswedan-Sandiaga Uno oleh Gerindra dalam pilkada DKI dilakukan untuk menampung aspirasi masyarakat Jakarta yang menginginkan sosok gubernur yang baru. "Dan alhamdulillah terpilih. Berarti benar bahwa 60 persen warga Jakarta menginginkan gubernur yang baru," ujarnya.
Kemarin, 19 April 2017, pasangan calon yang diusung Partai Gerindra, Anies-Sandi, memenangi pilkada DKI Jakarta berdasarkan quick count. Berdasarkan hasil quick count Polmark Indonesia, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat memperoleh suara 42,43 persen dan Anies–Sandi memperoleh suara 57,57 persen.
Hasil penghitungan cepat pilkada DKI putaran kedua itu, yang tak jauh berbeda, juga ditunjukkan oleh Indikator. Berdasarkan quick count mereka, Ahok-Djarot memperoleh suara 42,11 persen dan Anies-Sandi memperoleh suara 57,89 persen.