Pelajar Indonesia di Belanda Kecam Teror terhadap Novel Baswedan

Reporter

Jumat, 14 April 2017 16:52 WIB

Sejumlah aktifis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil membawa topeng foto Novel Baswedan di gedung KPK, Jakarta, 12 April 2017. Mereka meminta KPK dan aparat kepolisian untuk segera mengusut kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan didepan kediamannya dikawasan Kelapa Gading, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta – Dukungan untuk penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan yang menjadi korban teror penyiraman air keras oleh orang tak dikenal terus mengalir. Kini dukungan itu datang dari negeri kincir angin, Belanda.

Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belanda menyatakan keprihatinannya terhadap aksi teror itu. “Mengecam segala bentuk kekerasan dan teror yang dilakukan demi melemahkan penegakan dan penindakan kasus korupsi di Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal PPI Belanda M. Fariz Isnaini dalam keterangan tertulisnya pada Tempo, Jumat, 14 April 2017.

Baca: BREAKING NEWS: Novel Baswedan Disiram Air Keras

PPI Belanda mengimbau kepada seluruh pelajar dan masyarakat Indonesia agar selalu mendukung pencegahan dan pemberantasan korupsi. Mereka juga mengajak masyarakat dan pelajar untuk mengawal pengusutan kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan ini hingga tuntas.

Fariz meminta aparat penegak hukum segera mengungkap kasus tersebut. “Mengimbau pihak Kepolisian Republik Indonesia untuk melakukan pengusutan menyeluruh dan tuntas terkait dengan tindak kekerasan tersebut,” ucapnya.

Simak: Kisah Novel Baswedan 3 Kali Ditabrak tapi Selalu Selamat

PPI, kata Fariz, turut mengapresiasi KPK yang konsisten melakukan pemberantasan korupsi meski kerap menerima risiko ancaman terhadap keselamatan diri dan keluarga.

Sebagai penyidik KPK, Novel tercatat beberapa kali mendapat serangan kala mengusut kasus-kasus besar. Ia pernah ditabrak ketika mengendarai sepeda motor menuju kantornya di Kuningan, Jakarta Selatan. Ia pernah pula dipidana atas meninggalnya tahanan, saat ia menjadi penyidik di Bengkulu, yang terjadi pada 2004.

Lihat: Pengobatan Novel Baswedan, KPK Minta Bantuan Jusuf Kalla

Novel kini tengah mengusut dugaan korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik atau e-KTP. Sebelumya ia pernah memimpin penyidikan kasus korupsi simulator SIM di kepolisian.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

21 jam lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

22 jam lalu

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

22 jam lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

1 hari lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

1 hari lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

1 hari lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

1 hari lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

2 hari lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya