Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian saat meninjau lokasi penggerebekan teroris di Kampung Curug, Desa Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten. TEMPO/Marifka Wahyu
TEMPO.CO, Makassar - Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal Tito Karnavian mengingatkan kepada jajarannya agar berhati-hati. Pasalnya rentetan kasus penyerangan yang dilakukan kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah (JAD) merupakan aksi balas dendam.
"Saya meminta juga Densus dan Polda agar bersinergi menjajaki sel-sel yang mungkin mereka bisa melakukan aksi lagi. Saya juga telah mengimbau serta komunikasi dengan Kapolda-kapolda agar semua anggota berhati-hati," kata Tito Karnavian, saat Launching Command Center di Polrestabes Makasssar, Rabu 12 April 2017.
Ia menjelaskan, kasus Banyumas itu berkaitan dengan penangkapan tokoh JAD di Lamongan. Sehingga, lanjut Tito, setelah mendapatkan data tersebut kemudian memerintahkan sel JAD untuk bergerak menyerang kepolisian. "Itulah terjadi penembakan di Tuban, polisi lalu lintas ditembak. Alhamdulilllah tidak kena," kata dia.
Kemudian dikejar pelaku meninggalkan kendaraan dan masuk dalam kebun. Lalu aparat kepolisian dan jajaran TNI mengepung dan akhirnya pelaku dilumpuhkan. "Itu berlanjut pada peristiwa sebelumya yang juga ada hubungan di Lamongan dan Tuban," ujarnya.
Pasalnya, saat penggeledahan yang bersangkutan juga ditemukan bahan peledak termasuk rencana pembuatan bom panci. "Jadi saya kira ini ada hubungannya, dukungan dengan ISIS."