Kisah Novel Baswedan yang Tetap Tersenyum Meski Dirundung Teror  

Reporter

Kamis, 13 April 2017 09:30 WIB

Penyidik KPK, Novel Baswedan mendapat kunjungan setelah terkena siraman air keras, di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta, 11 April 2017. Tempo/Budi Setiyarso

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis antikorupsi berdatangan ke ruang 508 Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, segera setelah Novel Baswedan masuk ruang itu pada Selasa pagi 11 April 2017. Begitu juga pejabat dan para politikus, termasuk mereka yang pernah diperiksa penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi itu.

Novel dilarikan ke rumah sakit itu oleh tetangga-tetangganya sebelum pukul 06.00. Dua orang bersepeda motor menyerangnya dengan air keras, ketika ia baru meninggalkan masjid tak jauh dari rumahnya di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, selepas salat subuh berjemaah. Kornea matanya terluka. Dahinya benjol terantuk pohon nangka.

Baca: Novel Baswedan Disiram Air Keras,Tetangga:Orang Baik Kok Diserang

Istri Novel, Emil, menghubungi atasan dan kolega suaminya di komisi antikorupsi guna mengabarkan serangan itu. Tapi baru setelah hari terang mereka menjawab panggilan telepon. Lalu kabar itu menyebar cepat: “Novel disiram air keras sepulang dari masjid.”

Pagi-pagi Ketua KPK Agus Raharjo, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, dan juru bicara Kepresidenan Johan Budi S.P. telah datang. Mantan Ketua KPK Busyro Muqodas, mantan pelaksana tugas Wakil Ketua KPK Indiarto Seno Adji, Direktur Eksekutif Amnesty International Perwakilan Indonesia Usman Hamid, dan aktivis Haris Azhar menyusul kemudian. Lalu datang Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarief dan mantan pelaksana tugas Ketua KPK Taufiqurrahman Ruki. Di sudut kamar yang ditutup kain pemisah, anak bungsu Novel, Umar, yang baru berusia beberapa bulan, nyenyak di pangkuan neneknya.


Baca: Polisi Sudah Tahu Siapa Penguntit Novel Baswedan

Seputar mata Novel terlihat gelap. Setiap beberapa menit Suster menetesi matanya dengan obat. Meski begitu, Novel tetap tersenyum. Seorang rekannya mendekat dan bertanya: “Bisa mengenali saya, Bang?” Novel menyebut nama penyidik itu, “Suaramu kan kedengeran.” Menurut dokter, hari itu penglihatannya tinggal 10 persen.

Tetamu terus berdatangan di antaranya sepupu Novel, Anies Baswedan, yang datang bersama istrinya. Politikus Ade Komaruddin, saksi pada sidang perkara korupsi proyek kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP—skandal megakorupsi yang penyidikannya dipimpin Novel — pun terlihat hadir.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto, yang sehari sebelumnya dicegah ke luar negeri, juga untuk penyidikan kasus e-KTP, rencananya hendak datang. Tapi, menurut sejumlah petugas, KPK dan keluarga Novel menolak karena Setya dianggap memiliki konflik kepentingan. Di antara kedatangan tamu, Novel selalu salat dengan duduk setiap kali waktunya tiba.


Baca: Wiranto Minta Publik Tidak Menebak-nebak Penyerang Novel

Sore harinya, Novel dipindahkan ke kamar 205 rumah sakit mata, Jakarta Eye Centre (JEC). Di JEC, menurut Emil, suster menetesi mata suaminya setiap 10 menit. Karenanya, Novel tak bisa tidur pada Selasa malam. Keluarga dan dokter, juga KPK, pun sepakat melanjutkan pengobatan Novel ke Singapura.

Sebelum ia dibawa ambulans menuju bandara, Rabu siang 12 April 2017, Novel menyempatkan menyapa bayinya, Umar. Lalu Agus Rahardjo yang juga datang menyalaminya, “Maaf, ya, saya tidak bisa mengantar ke bandara. Cepat pulih….” Pengunjung di kamar itu mengaminkan doa tersebut.


BS

Video Terkait:
Aktivis Makassar Kecam Penyiraman Air Keras pada Novel Baswedan
Novel Baswedan, Tak Putus Dirundung Teror



Advertising
Advertising

Berita terkait

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

47 menit lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

8 jam lalu

Alexander Marwata Benarkan Pernyataan Nurul Ghufron Soal Diskusi Mutasi ASN di Kementan

Alexander Marwata mengaku membantu Nurul Ghufron untuk mencarikan nomor telepon pejabat Kementan.

Baca Selengkapnya

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

21 jam lalu

IM57+ Nilai Nurul Ghufron Panik

Nurul Ghufron dinilai panik karena mempermasalahkan prosedur penanganan perkara dugaan pelanggaran etiknya dan menyeret Alexander Marwata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

21 jam lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Sebut Nama Pimpinan KPK Lainnya Dalam Kasus Mutasi Pegawai Kementan

Nurul Ghufron menyebut peran pimpinan KPK lainnya dalam kasus dugaan pelanggaran kode etik yang menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

1 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

1 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

1 hari lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya