Mantan pelaksanan Tugas (PLt) pimpinan KPK, Taufiequracman Ruki saat mengamati foto pameran `Mata Selular Antirasuah` di Loby Gedung KPK, Jakarta, 29 Desember 2015. Pameran tersebut dalam rangka menyambut pimpinan baru periode 2015-2019 sekaligus menyemarakan 12 Tahun usia KPK. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2003-2007 Taufiequrachman Ruki marah melihat serangan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan. "Saya prihatin dan marah," kata Ruki setelah menengok Novel di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa, 11 April 2017.
Ruki meminta Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian dan Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal M. Iriawan mengungkap kasus tersebut. Polisi, menurut Ruki, tidak boleh membiarkan masyarakat yang bekerja dengan baik menjadi korban.
Ruki juga berpesan agar semua pegawai KPK tak gentar menghadapi teror. "Buat anak-anak saya di KPK, jangan takut, maju terus," ucapnya.
Novel disiram air keras oleh dua orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor matik. Kejadian itu berlangsung setelah Novel melakukan salat subuh di masjid dekat kediamannya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ruki menuturkan penyidik KPK sudah mendapatkan pengamanan dari Polri, terutama selama perkara megakorupsi kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP bergulir. "Tapi ternyata masih kecolongan," katanya.
Kepolisian Resor Jakarta Utara masih menyelidiki kasus ini. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan memeriksa saksi. Salah satu barang bukti yang ditemukan adalah cangkir berisi cairan yang diduga air keras.
Akibat serangan tersebut, Novel mengalami luka di bagian wajah. Dua matanya mengalami luka terparah. Novel mengaku penglihatannya kabur. Ia kini dipindahkan ke Jakarta Eye Center, Menteng, untuk ditangani lebih lanjut.