Didi Irawadi Syamsudin (tengah), kuasa hukum Susilo Bambang Yudhoyono, mendatangi Badan Reserse Kriminal Polri untuk melaporkan Antasari Azhar atas dugaan pencemaran nama baik, 14 Februari 2017. Tempo/Rezki Alvionitasari
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Didi Irawadi Syamsuddin menuturkan pihaknya sangat sedih, marah, dan mengutuk keras tindakan orang yang telah menyiram penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, dengan air keras.
Menurut Didi, tindakan tersebut merupakan sikap pengecut yang tidak beradab. “Sangat biadab yang telah dilakukan terhadap Novel Baswedan,” ucapnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 11 April 2017.
Subuh tadi, Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal. Dari foto yang tersebar, wajah Novel di bagian mata tampak melepuh. Kejadian ini bukan teror pertama yang diterima penyidik lembaga antirasuah tersebut. Dulu, dia pun pernah mendapat teror, yaitu ditabrak mobil saat mengendarai sepeda motor menuju kantornya di Kuningan, Jakarta Selatan.
Semua teror itu datang setelah Novel memimpin penyidikan berbagai kasus besar, misalnya korupsi simulator SIM di kepolisian dengan terpidana Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Penyidik senior itu sekarang tengah menyidik perkara megakorupsi pengadaan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).
Didi mendesak agar pelaku yang menyiram Novel dengan air keras ditangkap. “Usut tuntas dan hukum berat pelaku,” ujar Didi.
Menurut Didi, hal yang menimpa Novel menjadi wujud pemberantasan korupsi kembali menghadapi perlawanan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Ia menyebut pihak itu sebagai orang yang tidak ingin Indonesia bersih dari korupsi.