TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk rasa yang terjadi di DKI Jakarta sejak akhir tahun lalu dengan tema yang sama dan berkali-kali membuat heran Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu Jimly Asshiddiqie. "Apakah demo dilarang? Tidak, itu kebebasan berekspresi, tapi kan cukup satu kali," kata Jimly di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Sabtu, 8 April 2017.
Jimly menjadi pembicara seminar yang diadakan oleh Indonesian Conference on Religion and Peace. Jimly mengatakan dunia memberi perhatian luar biasa pada proses demokrasi di Tanah Air. Indonesia, kata dia, sudah menjadi model penerapan demokrasi. "Meskipun rating demokrasi kita masih rendah dari segi integritas, kita dipuji di mana-mana," kata dia.
Jimly mengingatkan logika berunjuk rasa yang harusnya berupa penyampaian pendapat. "Kalau anda mau demo cukup satu kali, tujuannya bagaimana aspirasi kita didengar. Kalau sudah didengar, ya sudah jangan berkali-kali."
Salah satu unjuk rasa di DKI yang banyak menyita masyarakat adalah rangkaian Aksi Bela Islam. Dalam aksi itu, massa menuntut pemerintah menindak Basuki Tjahaja Purnama atas tudingan penodaan agama Islam. Basuki Tjahaja Purnama sendiri kini sudah disidang oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Bahkan, dia sudah menjadi terdakwa kasus penodaan agama Islam.
Sejumlah kelompok masyarakat-- dari Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI), dan Forum Umat Islam (FUI) beberapa kali menggelar aksi demonstrasi tersebut.
YOHANES PASKALIS
Berita terkait
Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap
3 hari lalu
Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.
Baca SelengkapnyaGelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem
9 hari lalu
Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza
Baca SelengkapnyaMahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina
9 hari lalu
Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina
Baca SelengkapnyaGelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS
10 hari lalu
Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.
Baca SelengkapnyaGoogle Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya
16 hari lalu
Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.
Baca SelengkapnyaEks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres
17 hari lalu
Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPolisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK
17 hari lalu
2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup
17 hari lalu
Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Baca SelengkapnyaPrabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial
17 hari lalu
Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK
Baca SelengkapnyaAnwar Usman Kena Sanksi Lagi, Ini Deretan Polemik Dia
34 hari lalu
Anwar Usman sudah dua kali dinyatakan melanggar kode etik
Baca Selengkapnya