Tim SAR gabungan mengangkat motor milik korban yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, 3 April 2017. Upaya pencarian korban banyak terganggu oleh hujan yang masih sering turun di lokasi longsor. ANTARA/Zabur Karuru
TEMPO.CO, Ponorogo - Proses pencarian 25 korban yang tertimbun tanah longsor di Dusun Tangkil, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terus berlangsung hingga hari ke lima pascabencana, Rabu, 5 April 2017.
Sampai Rabu siang, petugas SAR gabungan mengintensifkan pencarian di sepuluh titik pada sektor A dan B.
"Karena di bawah timbunan tanah teridentifikasi ada bangunan rumah," kata Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Ponorogo Ajun Komisaris Sudarmanto saat ditemui di lokasi pencarian.
Di titik yang teridentifikasi itu, petugas melakukan pengerukan tanah menggunakan tujuh ekskavator. Proses pencarian korban juga dijalankan dengan cara manual, yakni menggunakan cangkul dan sekop yang dibantu dengan lima semprotan air.
Air yang disemprotkan berasal dari sumber dan disedot dengan mesin. Selain itu, lima anjing pelacak diterjunkan untuk mengendus keberadaan korban. "Di titik yang pencariannya sedang diintensifkan, juga terindikasi ada korban. Hal ini sesuai dengan pengendusan anjing pelacak," ujar Sudarmanto.
Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Sumani, menuturkan pengendusan anjing pelacak menjadi salah satu penentu ditemukannya korban. Hal itu seperti sebelumnya saat ditemukan tiga korban pada Ahad dan Senin lalu.
Tiga korban yang telah ditemukan itu antara lain Katemi, 70 tahun, dan Iwan Danang Suwandi, 30 tahun. Nenek dan cucu yang tinggal serumah itu ditemukan di bawah timbunan tanah longsor dan material bangunan. Sedangkan satu korban lain adalah Sunadi, 47 tahun, yang ditemukan Senin lalu. "Jenazah ketiganya langsung dimakamkan setelah ditemukan," kata Sumani.