Presiden Jokowi dan Presiden Franois Hollande berbincang di beranda Istana Merdeka, 29 Maret 2017. TEMPO/Istman
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan Indonesia dan Prancis hari ini melakukan pembahasan tentang cyber terrorism. Isu itu dipilih karena terorisme jenis ini trennya semakin meningkat.
"Kami menyadari kejahatan terorisme karena meningkatnya penggunaan cyber technology oleh mereka," ujar Wiranto saat dicegat di Istana Kepresidenan, Rabu, 29 Maret 2017.
Sebagaimana diberitakan, Indonesia menerima kunjungan bilateral Presiden Prancis Francois Hollande hari ini. Dalam kunjungan ini, Presiden Hollande membahas berbagai hal dengan Presiden Joko Widodo, mulai isu ekonomi hingga terorisme.
Isu terorisme menjadi salah satu hal yang dibahas karena baik Indonesia maupun Prancis sama-sama pernah menjadi korban serangan terorisme. Prancis, misalnya, sempat mengalami serangan teror yang diarahkan ke kantor media Charlie Hebdo pada Januari 2015.
Wiranto berujar, Indonesia dan Prancis bersepakat menjalin kerja sama di bidang pemberantasan cyber terrorism bukan hanya karena tren. Sebaliknya, ini dilakukan karena ada kesadaran bahwa terorisme tidak akan bisa ditekan apabila tiap negara kerja sendiri-sendiri.
"Cyber atau teknologi digital sudah dipakai untuk latihan, penyebaran informasi, dan pembentukan opini. Tanpa kebersamaan, terorisme itu tidak mungkin diberantas," tutur Wiranto.