Ritual Ogoh-ogoh Diyakini Bisa Tumbuhkan Toleransi  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Selasa, 28 Maret 2017 08:11 WIB

Sejumlah umat Hindu mengarak Ogoh-ogoh di area Car Free Day, Jakarta, 19 Maret 2017. TEMPO/Febri Husen

TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Walaka Parisada Hindu Dharma Jawa Timur Nyoman Sutantra berharap pawai Ogoh-ogoh yang berlangsung serentak bagi umat Hindu di Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan toleransi bagi seluruh umat manusia. Tradisi pawai ini berlangsung Senin, 27 Maret 2017 atau menjelang Hari Raya Nyepi pada hari ini, Selasa, 28 Maret 2017.



"Arak-arakan Ogoh-ogoh adalah simbol menghilangkan kejahatan pada diri kita," Kata Nyoman Sutantra di sela prosesi pembakaran Ogoh-ogoh di Pura Segaran, Surabaya, Senin malam. Ogoh-ogoh dari Pura Segaran sebelumnya diarak keliling kawasan Kenjeran, Surabaya, mulai pukul 16.00.

Baca: Ogoh-ogoh Diarak di Lanud Iswahjudi Magetan

Masyarakat Kota Surabaya tampak antusias menyaksikan arak-arakan tersebut. Jalan-jalan yang menjadi rute arak-arakan Ogoh-ogoh di wilayah Kenjeran hampir tertutup oleh warga sekitar maupun wisatawan yang memang secara khusus datang untuk menyaksikan.

Ada 11 Ogoh-ogoh dari kelompok umat Hindu asal Surabaya dan Sidoarjo yang diarak keliling Kenjeran. "Juga ada Ogoh-ogoh yang dari Bali," ucap Nyoman. "Mestinya umat Hindu dari Gresik juga bergabung di sini. Tapi belakangan mereka menyatakan ingin menggelar pawai sendiri di Gresik," ujarnya.

Baca: Umat Hindu Penjuru Nusantara Sambut Hari Raya Nyepi

Nyoman menggambarkan betapa Ogoh-ogoh diarak dengan gembira. "Masyarakat yang menyaksikan juga senang terhibur," ungkapnya. Artinya, Nyoman menjelaskan, Ogoh-ogoh yang merupakan simbol kejahatan, masyarakat berupaya menghilangkannya dengan senang hati.

"Lihatlah, wujud Ogoh-ogoh itu kan semuanya menyeramkan, simbol kejahatan. Kita mengaraknya dengan gembira. Setelah itu diarak kembali ke pura ini untuk dibakar. Kita dengan senang hati menghilangkan kebencian dalam diri kita," tuturnya.

Lihat: Hari Raya Nyepi, Pesan Umat Hindu di Tahun Kaliyuga: Toleransi

Karena memang pada intinya, lanjut Nyoman, arak-arakan Ogoh-ogoh adalah proses menuju toleransi. "Ogoh-ogoh itu simbol untuk membersihkan kejahatan-kejahatan dari hati. Dendam dan benci di hati kita hilangkan," jelasnya.

Nyoman Sutantra meyakini toleransi timbul kalau hati setiap orang bersih. "Kalau hati kita tidak bersih tidak akan timbul toleransi. Karenanya perayaan arak-arakan Ogoh-ogoh ini adalah momen untuk menumbuhkan toleransi."

ANTARA

Video Terkait:
Kirab Ogoh-ogoh Sedot Antusiasme Warga Yogyakarta
Umat Hindu Lakukan Ritual Melasti di Jolotundo




Advertising
Advertising


Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

2 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

8 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

10 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

24 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

44 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Langgar Aturan Nyepi Ratna Sarumpaet Dihentikan Pecalang, Begini Syarat Menjadi Pecalang

50 hari lalu

Langgar Aturan Nyepi Ratna Sarumpaet Dihentikan Pecalang, Begini Syarat Menjadi Pecalang

Ratna Sarumpaet menggunakan mobil saat perayaan Nyepi di Bali pada Senin, 11 Maret 2024, aksinya tersebut kemudian diingatkan pecalang setempat.

Baca Selengkapnya

Hari Raya Nyepi 2024, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Tutup Sementara

53 hari lalu

Hari Raya Nyepi 2024, Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Tutup Sementara

Umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1946 pada hari ini, Senin, 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Menko PMK Muhadjir Effendy Hadiri Upacara Tawur Agung Kesanga Hari Raya Nyepi di Candi Prambanan

53 hari lalu

Menko PMK Muhadjir Effendy Hadiri Upacara Tawur Agung Kesanga Hari Raya Nyepi di Candi Prambanan

Upacara Tawur Agung Kesanga dihadiri Menko PMK Muhadjir Effendy di Candi Prambanan sehari sebelum Hari Raya Nyepi.

Baca Selengkapnya

Terkini: Insiden Pilot Batik Air Tertidur Pernah Dialami Ethiopian Airlines, Mulai 10 Maret Barang Impor Bawaan Penumpang Dibatasi

53 hari lalu

Terkini: Insiden Pilot Batik Air Tertidur Pernah Dialami Ethiopian Airlines, Mulai 10 Maret Barang Impor Bawaan Penumpang Dibatasi

Insiden mirip pilot dan kopilot Batik Air yang tertidur pulas selama setengah jam, juga pernah dialami maskapai Ethiopian Airlines dua tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Hingga H-1 Nyepi, Jasa Marga Catat 520 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

53 hari lalu

Hingga H-1 Nyepi, Jasa Marga Catat 520 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 520.890 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-3 hingga H-1 Hari Raya Nyepi 2024 atau pada Jumat-Minggu, 8 hingga 10 Maret 2024.

Baca Selengkapnya