Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

Reporter

Sabtu, 25 Maret 2017 20:50 WIB

Presiden Joko Widodo mendapat penjelasan mengenai proses pengolahan sagu saat meninjau kilang sagu tradisional milik warga Sungai Tohor, Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti, Riau, 27 November 2014. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Pekanbaru - Perjuangan panjang masyarakat 7 desa di Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau menuntut hak daulat kelola hutan berakhir manis.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyerahkan konsesi perusahaan hutan tanam industri bermasalah, PT Lestari Unggul Makmur (LUM) seluas 10.390 hektare untuk menjadi hutan desa.

Baca juga: Kebakaran Lahan Gambut di Meranti Riau Capai 310 Hektare

"Menteri Siti Nurbaya menyerahkan secara langsung surat keputusan hutan desa kepada masyarakat saat acara masyarakat adat nusantara di Medan," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau Riko Kurniawan, kepada Tempo, Sabtu, 25 Maret 2017.

Riko mengatakan, butuh waktu 10 tahun bagi masyarakat Tebing Tinggi Timur merebut daulat penuh wilayah kelola hutan itu. Masyarakat menolak keberadaan perusahaan hutan tanam industri itu sejak pemerintah menerbitkan izin pada 2007. Perusahaan mengekploitasi hutan rawa gambut tempat masyarakat mencari nafkah untuk berkebun sagu.

Menurut Riko, sejak perusahaan masuk di kawasan itu justru menimbulkan konflik berkepanjangan dengan warga. Izin yang dikeluarkan pemerintah menyalahi aturan karena wilayah tersebut merupakan hutan rawa gambut dalam yang terletak di sebuah pulau kecil.

"Menurut undang-undang izin konsesi di atas lahan gambut tidak boleh," katanya.

Riko menambahkan, kerusakan lingkungan terjadi akibat gambut mengering sehingga mudah terjadinya kebakaran lahan. Puncak kebakaran sangat dahsyat terjadi pada 2014 silam yang memunculkan bencana kabut asap di wilayah Riau.

Puncak penolakan warga terhadap PT LUM terjadi pada 2014, petisi yang dilayangkan lewat online memaksa Presiden Joko Widodo melakukan blusukan ke Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebing Tinggi Timur pada 27 November 2014.

"Presiden tidak hanya berkomitmen mengkaji ulang izin PT LUM, juga menyerahkan hutan untuk dijaga dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk masyarakat," katanya.

Riko menilai keputusan Kementerian LHK menyerahkan hak kelola hutan untuk rakyat merupakan langkah tepat.

"Sebuah kebijakan yang menjadi sejarah bagi Riau, di mana negara mencabut izin konsesi perusahaan yang salah urus," ucapnya.

Keberhasilan tujuh desa di Kepulauan Meranti, Riau diharapkan menjadi momentum perjuangan perluasan wilayah kelola rakyat.

Simak juga: Buntut Kericuhan Meranti, 3 Polisi Jadi Tersangka

"Walhi masih mencatat setidaknya ada 514 konflik dengan luas 350 ribu hektare tanah di Riau yang dikuasai perusahaan masih berkonflik dengan masyarakat," katanya.

Hutan desa seluas 10.390 hektare untuk warga Meranti menurut dia, hanya sebagian kecil dari janji negara yang bakal memberikan seluas 12,7 juta hektare untuk perhutanan sosial dan 9 juta hektare tanah objek reforma agraria secara adil dan lestari kepada masyarakat.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

40 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

50 hari lalu

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan potensi kerusakan lingkungan imbas migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

17 Februari 2024

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

Organisasi masyarakat sipil khawatir Prabowo-Gibran melanjutkan program Jokowi yang dinilai merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

17 Januari 2024

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

Berita terpopuler hari ini mencakup Faisal Basri yang menyebut Sri Mulyani paling siap mundur dari Kabinet Jokowi.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

28 November 2023

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

PT Astra Agro Lestari dikritik oleh kelompok lingkungan hidup WALHI.

Baca Selengkapnya

Catatan Walhi Terhadap Proyek Rempang Eco City dan Bentrok di Seruyan

9 Oktober 2023

Catatan Walhi Terhadap Proyek Rempang Eco City dan Bentrok di Seruyan

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia memberikan tanggapan kritis terhadap proyek Rempang Eco City dan konflik di Seruyan.

Baca Selengkapnya

Penanganan Kebakaran TPA Sampah Sarimukti Lambat, Walhi Jabar Pertanyakan SOP

25 Agustus 2023

Penanganan Kebakaran TPA Sampah Sarimukti Lambat, Walhi Jabar Pertanyakan SOP

Walhi Jawa Barat menilai penanganan kebakaran di tempat pembuangan akhir sampah atau TPA di Sarimukti Kabupaten Bandung Barat lambat.

Baca Selengkapnya

Kata Walhi dan Greenpeace saat Diajak KKP Gabung Jadi Tim Kajian Ekspor Pasir Laut

2 Juni 2023

Kata Walhi dan Greenpeace saat Diajak KKP Gabung Jadi Tim Kajian Ekspor Pasir Laut

Walhi dan Greenpeace buka suara soal ajakan KKP gabung jadi tim kajian ekspor pasir laut. Apa kata mereka?

Baca Selengkapnya

Walhi Desak Pemerintah Cabut Izin Perusahaan Surya Darmadi

24 Februari 2023

Walhi Desak Pemerintah Cabut Izin Perusahaan Surya Darmadi

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) meminta Kementerian ATR/BPN mengevaluasi dan mencabut izin perusahaan Surya Darmadi.

Baca Selengkapnya