Pelaku Aksi Dipasung Semen Meninggal, Ini Kata Dokter  

Reporter

Editor

Ali Anwar

Selasa, 21 Maret 2017 17:36 WIB

Para peserta aksi membantu petani Pegunungan Kendeng yang terpasung kakinya dengan semen untuk naik mobil usai menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta, 14 Maret 2017. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Sepekan lebih petani asal Kendeng melakukan aksi menyemen kakinya di depan Istana Kepresidenan. Hari ini, aksi itu membuat banyak orang terkejut campur prihatin. Sebab, salah seorang peserta aksi, Patmi, 45 tahun, meninggal diduga akibat serangan jantung.

Dokter spesialis saraf Universitas Katolik Atmajaya, Yuda Turana, mengatakan aksi memasung kaki menggunakan semen bisa berakibat pada kerusakan jaringan kulit dan mengganggu aliran darah. “Kaki di semen akan mengganggu kesehatan kulit dan oksigenasi ke kulit serta memperlambat aliran darah ke kaki,” ucap Yuda saat dihubungi Tempo, Selasa, 21 Maret 2017.

Baca
: Patmi, Petani Kendeng Peserta Aksi Dipasung Semen

Bahkan, ujar Yuda, pemakaian semen yang terlalu rekat bisa berdampak pada kerusakan atau kematian jaringan. “Kalau pas disemen kakinya masih bergerak-gerak, artinya ada rongga, sehingga semennya tidak terlalu mencengkeram kaki. Itu tidak masalah," tuturnya.

Yuda berpendapat, efek itu hanya akan terjadi pada area kulit kaki dan tidak akan menjalar ke mana-mana. “Kemungkinan kerusakan jaringan ada. Itu yang paling mungkin. Apakah pembekuan itu bisa menjadi sumber koagulasi, sehingga menyebabkan stroke atau penyakit apa, saya rasa terlalu jauh,” kata Yuda.

Dokter spesialis ortopedi, Briliantono, sependapat dengan Yuda. Menurut Briliantono, aksi pasung kaki dengan semen hanya akan berdampak jika semen mengenai kulit. Jika kulit tak bersentuhan langsung dengan semen, itu tidak akan memberikan pengaruh apa-apa.

“Enggak ada masalah. Sama saja kamu patah tulang di gips seminggu, dua minggu, sebulan, ya enggak apa-apa,” ucap Briliantono. Menurut Briliantono, efek paling parah yang bisa terjadi jika semen mengenai kulit adalah melepuh dan keras. “Kalau kena kulit, kulitnya melepuh, kan semennya nempel. Kalau ada kontak langsung, ya paling parah kalau kena kulit, kulitnya keras,” ujar Briliantono.

Baca juga
: Curhat Petani Kendeng dalam Aksi Semen Kaki di Depan Istana

Parmi, peserta aksi #DipasungSemen2 yang juga petani Kendeng, tak bisa lagi meneruskan perjuangannya menolak pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah. Pukul 02.55, Selasa, 21 Maret 2017, perempuan Kendeng itu meninggal diduga karena serangan jantung.

MAYA AYU PUSPITASARI




Berita terkait

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

18 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

48 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

58 hari lalu

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

58 hari lalu

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

IDI peringatkan potensi peningkatan kasus demam berdarah hingga di musim pancaroba

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

8 Februari 2024

Prabowo Janjikan Bangun 300 Fakultas Kedokteran, Apa Tanggapan IDI dan IDAI?

IDI dan IDAI menilai rencana Prabowo mendirikan 300 Fakultas Kedokteran Prabowo bukan solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya

3 Januari 2024

Rokok Elektrik Kena Pajak Mulai 1 Januari 2024, Ketahui Bahaya Memakainya

Rokok elektrik mulai dikenai pajak pada 1 Januari 2024. Apa bahaya dan efek samping memakai rokok elektrik bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

KPU Akan Memilih Petugas KPPS Berusia Maksimal 50 Tahun

12 Oktober 2023

KPU Akan Memilih Petugas KPPS Berusia Maksimal 50 Tahun

Ketua KPU Hasyim Asyari mengatakan mitigasi kematian pada petugas KPPS akan menjadi perhatian KPU. Terutama bukan berusia 50 tahun ke atas.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Lukas Enembe Ganggu Kenyamanan Tahanan Lain dan Tak Disiplin Konsumsi Obat

5 Agustus 2023

KPK Sebut Lukas Enembe Ganggu Kenyamanan Tahanan Lain dan Tak Disiplin Konsumsi Obat

KPK menerima surat dari tahanan lain yang mengeluhkan keberadaan Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya

Saran IDI untuk Cegah Kasus Bullying Dokter Residen

24 Juli 2023

Saran IDI untuk Cegah Kasus Bullying Dokter Residen

Praktik perundungan atau bullying dokter residen sudah puluhan tahun tidak pernah berani diungkapkan.

Baca Selengkapnya