Raja Ampat Magnet Pariwisata Bahari di Indonesia, Ini Faktanya

Reporter

Sabtu, 18 Maret 2017 08:34 WIB

Karang ratusan tahun yang patah akibat kandasnya Kapal MV Caledonian Sky berbendera Bahama di perairan Raja Ampat, Papua Barat, 4 Maret 2017. Kandasnya Kapal MV Caledonian Sky telah memusnahkan setidaknya delapan genus terumbu karang berusia ratusan tahun. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Kerusakan terumbu karang di perairan Raja Ampat, Papua Barat, oleh kapal pesiar MV Caledonian Sky menyedot perhatian publik. Kerusakan itu terjadi setelah kapal berbendera Bahama tersebut menabrak gugusan terumbu karang di sana, 4 Maret 2017. Proses evakuasi kapal diduga membuat area kerusakannya semakin meluas.

Baca: Terumbu Karang Raja Ampat Rusak, 3 Skema Ganti Rugi Dikaji

Pemerintah daerah Raja Ampat pun berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk menurunkan tim lapangan untuk menghitung kerugian akibat kejadian ini. Perhitungan ini masih dilakukan pada Jumat, 17 Maret 2017, dengan melibatkan tim ahli dari kapal Caledonian Sky.

Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umlati memastikan tragedi kandasnya terumbu karang tidak akan terjadi lagi. "Saya tidak mau menerima kejadian untuk kedua kalinya," katanya di perairan Pulau Kri, Raja Ampat, Papua Barat, Kamis, 16 Maret 2017.

Baca: 2 Cara Cegah Tragedi Terumbu Karang Raja Ampat Terulang

Abdul Faris sangat menyayangkan kejadian tersebut. Ia merasa dirugikan dari segi pariwisata, perikanan, dan persoalan regenerasi terumbu karang untuk masa depan. "Di Kabupaten Raja Ampat yang menjadi ikon kami adalah pariwisata terumbu karang tingkat dunia," katanya.

Berikut ini beberapa fakta tentang kawasan Raja Ampat.

1. Menjadi Kawasan Konservasi Perairan Nasional pada 3 September 2009 melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor Kep.64/Men/2009.

2. Keputusan Menteri yang sama menetapkannya sebagai Suaka Alam Perairan dengan luas 60 ribu hektare.

3. Ditetapkan menjadi kawasan konservasi karena memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang tinggi berupa terumbu karang, mangrove, litoral, dan rumput laut.

4. Terletak di “jantung” kekayaan terumbu karang dunia yang dikenal dengan sebutan Segitiga Karang/Coral Triangle.

5. Menjadi kawasan dengan kekayaan jenis ikan karang tertinggi di dunia, yakni 899 jenis ikan karang. Raja Ampat pun diketahui mempunyai 1.104 jenis ikan yang terdiri atas 91 famili. Diperkirakan jenis ikan di kawasan Raja Ampat mencapai 1.346 jenis.

6. Di kawasan ini ditemukan 699 jenis hewan lunak (jenis moluska) yang terdiri atas 530 siput-siputan (gastropoda), 159 kerang-kerangan (bivalvia), 2 scaphopoda, 5 cumi-cumian (cephalopoda), dan 3 chiton.

MITRA TARIGAN | RW | BERBAGAI SUMBER

Berita terkait

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

28 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

24 Januari 2024

Penelitian Sebut Industri Nikel Merusak Hutan dan Lingkungan Indonesia

Penelitian menyebutkan aktivitas industri nikel di Indonesia menyebabkan kerusakan hutan dan lingkungan secara masif.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

23 Januari 2024

Greenpeace Kritik Gibran Glorifikasi Hilirisasi Nikel Jokowi: Faktanya Merusak Lingkungan

Greenpeace mengkritik Gibran yang mengglorifikasi program hilirisasi nikel Presiden Jokowi. Industri ini dinilai banyak merusak lingkungan.

Baca Selengkapnya

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

21 Januari 2024

Di Debat Cawapres, Mahfud Kutip Surat Ar-Rum Ayat 41 Ingatkan Soal Kerusakan Alam

Dalam debat cawapres, calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md mengatakan kerusakan alam di bumi terjadi karena tingkah laku manusia.

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

21 Januari 2024

TKN Prabowo-Gibran Bilang Perusahaan Perusak Lingkungan Harus Dihukum Seberat-beratnya

Menurut Budisatrio Djiwandono, Prabowo-Gibran akan memberikan hukuman berat kepada pihak yang merusak alam.

Baca Selengkapnya

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

11 November 2023

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

Disebut Kali Biru karena sungai di tanah Raja Ampat ini memiliki air jernih yang memancarkan warna biru dari dasarnya.

Baca Selengkapnya

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

8 September 2023

Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

Karhutla di Gunung Arjuna dan sekitarnya pertama kali terpantau muncul di kawasan Bukit Budug Asu, pada Sabtu, 26 Agustus lalu.

Baca Selengkapnya

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

17 Agustus 2023

Walhi Sebut Pidato Kenegaraan Jokowi Dorong Kerusakan Lingkungan

Aulia menilai pidato Presiden Jokowi sangat mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap padat modal.

Baca Selengkapnya