Klub Baca Buku Jogja, Cacing Buku Bekerja Dalam Diam

Reporter

Rabu, 8 Maret 2017 09:40 WIB

Dua orang anak membaca buku raksasa di perpustakaan Taman Pintar Yogyakarta. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Klub Baca Buku Jogja, sebuah komunitas pencinta buku giat menyebarkan virus membaca. Setiap Minggu sore tiap bulan bagi anggota membaca dan berdiskusi soal buku. Sedikitnya, ada limapuluhan anggota klub yang telah bergabung untuk membaca dan berdiskusi buku. Pencinta buku sering disebut sebagai kutu buku, terjemahan bebas dari bookworm. Namun bagi klub ini, menyebutnya sebagai cacing buku.

"Bekerja dalam diam tapi menyuburkan," kata kordinator Klub Baca Buku Jogja, Sholahudin Nurazmy, Selasa, 7 Maret 2017.

Baca juga: Cerita Para Penyebar Virus Membaca

Para anggota klub ini terdiri dari semua kalangan. Ada mahasiswa, pegawai swasta, sutradara, wartawan, ibu rumah tangga, santri dan para pelajar. Tidak hanyabitu, peserta membaca buku ini juga ada dari psikolog dan pemandu wisata.

Mereka dengan suka dan rela datang ke lokasi yang ditentukan untuk membaca dan berdiskusi tentang buku yang telah disiapkan untuk dibahas. Uud, panggilan Sholahuddin, ingin mengajak masyarakat mencintai dan membaca buku. Sebab, dengan membaca buku menjadi pintar. Sedangkan membaca berita menjadi tahu.

Virus membaca buku disebar di semua kalangan. Bahkan, dari membaca buku justru bisa membuat atau menulis buku. Budaya membaca buku di kalangan masyarakat saat ini sudah mulai berkurang. Apalagi adanya serangan gawai pintar digital yang menyebabkan orang malas membaca buku. "Emang ada e-book, tapi lebih nyaman mana, membaca buku digital atau membaca buku cetak kerta," kata dia.

Sedikit, demi sedikit, sejak klub ada 2014, peserta yang ikut klub membaca ini semakin bertambah. Dimulai hanya beberapa orang yang bisa dihitung jari satu tangan, kibi sudah mencapai lebih dari limapuluh orang.

Uniknya, mereka tidak dipungut biaya. Bahkan kadang-kandang justru ada yang memberikan buku untuk dibaca dan dikaji. Urusan konsumsi, ada saja yang rela mengeluarkan minuman dan makanan ringan.

Sholahudin, sebagai founder Klub Baca Buku Jogja menuturkan kegiatan klub baca ini adalah untuk merayakan sebuah buku dengan cara membaca dan membincangkannya bersama-sama.

Di awali di Yogyakarta, sekarang Klub Baca sudah ada di kota lain seperti Magelang dan Bandung. Cita-citanya adalah turut menyebarkan virus membaca sebagai gaya hidup khususnya di kalangan anak muda. Buku mungkin tidak otomatis mengatasi semua masalah, tetapi dengan membaca buku pembaca dapat memetakan sebuah masalah dengan lebih banyak perspektif. "Keanggotaan di Klub Baca sangat lentur membuat masyarakat umum nyaman untuk datang," kata Uud.

Agenda para anggota klub cukup unik, membaca buku yang ditentuka lalu membahasnya dalam obrolan ringan sembari mengisi waktu liburan di hari Minggu. Contohnya di akhir Pebruari 2017, Ismail Basbeth, sutradara muda menyediakan diri untuk memgawali membaca buku To Kill A Mockingbird karya Harper Lee.

Sebagai pengajar di workhop-workshop film, Ismail memberikan buku ke setiap orang yang ingin belajar membuat film untuk membaca buku ini. Karena sudut pandang dan cara menceritakan tokoh-tokohnya dengan detail. Begitu juga semua kejadian yang ada dalam cerita buku semua saling terkait. Semua karakkter yang ada dinarasikan dengan detail oleh penulis.

"Di buku ini, kita bisa baca bagaimana dari satu kisah keluarga bisa menjelaskan kehidupan warga satu kota," kata Ismail Basbeth.

Review buku para peserta workshop turut menentukan apakah dia bisa melanjutkan proses belajarnya bersama Basbeth atau tidak. Harper Lee, si penulis buku memang memiliki gaya bercerita yang khas yaitu bagaimana menggabungkan realitas dan fantasi dengan meminjam sudut pandang anak-anak.

Pratiwi Kumalasari, salah satu pembaca buku yang bekerja sebagai pembina PKSS (PT Prima Karya Sarana Sejahtera) menyatakan forum baca buku ala klub yang menyenangkan adalah adanya kesempatan untuk bisa saling bercerita soal isi buku dengan santai.

Ia mengaku bergabung dengan Klub Baca Buku Jogja baru kali kedua setelah membaca pengumuman di media sosial. Ia tertarik acara baca buku bersama setelah tahu pembacanya dari beragam kelompok kreatif dan suka menebarkan virus baca buku. "Di sini bisa memotivasi untuk memunculkan ide segar buat menulis. Bisa bertemu sosok kreatif dari berbagai disiplin ilmu, sharing ilmu," kata Pratiwi.

SYAIFULLAH


Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

4 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

12 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

15 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

27 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

30 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

51 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

56 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

58 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya