Soal E-KTP, Saat di DPR Ahok Mengaku Paling Keras Menentang  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 6 Maret 2017 16:53 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menerima pengaduan warga DKI Jakarta di Balai Kota, Rabu, 1 Maret 2017. TEMPO/Larissa

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menuturkan ikut dalam pembahasan program kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) saat masih menjabat sebagai Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI 2009-2014. Namun, Ahok mengaku tidak terlibat dalam dugaan korupsi yang melibatkan sejumlah anggota DPR itu.

Dalam bantahannya itu, Ahok mengatakan dirinya justru menentang program e-KTP karena masih bisa disubstitusi dengan bank pembangunan daerah. Menurut dia, data masyarakat pasti akan terekam di bank pembangunan daerah setiap kali ingin membuat KTP.

"Saya paling keras menolak e-KTP. Saya bilang, pakai saja bank pembangunan daerah. Semua orang mau bikin KTP pasti ada rekamnnya kok. Saya bilang ngapain habisin Rp 5-6 triliun?" ujar Ahok.
Baca : Presiden PKS Membantah Eks Kadernya Terlibat Kasus E-KTP

Ahok menuturkan jika ada masyarakat yang ingin berdomisili di suatu daerah, misalnya di Bandung, maka mereka sudah semestinya diminta untuk mendaftarkan rekening tabungannya ke bank daerah. Mereka bisa melaporkan diri ke Bank Jabar. Sehingga, sistemnya seperti kartu tanda mahasiswa.

Selain untuk merekam identitas setiap orang dewasa, bank pembangunan daerah juga turut berkontribusidalam menjalankan program pemerintah untuk penerapan pembayaran non-tunai. Sehingga,semua orang dewasa akan memiliki kartu anjungan tunai mandiri (ATM).

Ahok menuturkan soal pemuktahiran data, tidak perlu menghabiskan biaya sebesar biaya pembuatan E-KTP. Pasalnya, Ahok menuturkan angka kematian dan kelahiran terus bertambah setiap harinya. Jika masih ada orang yang menggunakan KTP ganda, maka mereka harus membayar pajak dua kali lipat.
Simak : Sebut Nama Besar, KPK: Dakwaan Kasus E-KTP akan Mengejutkan

"Kita kembali ke zaman nabi-nabi dulu. Kamu lahir di mana, harus balik kampungnya. Sederhana kan? Saya cuma keras aja mengatakan buat apa seperti itu," ujar Ahok.

Penyidikan dugaan korupsi proyek senilai Rp 5,9 triliun ini dimulai sejak 2014 dengan menetapkan Sugiharto, mantan Direktur Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri, sebagai tersangka. Pada 2016, KPK memberikan status tersangka kepada mantan Dirjen Dukcapil Kemendagri Irman.

LARISSA HUDA
Baca juga : Lawatan Raja Salman, Polri Museumkan Pedang Emas dari Kerajaan Arab



Video Terkait:
Berkas Kasus Korupsi Pengadaan e-KTP Siap Disidangkan
Terkait Kasus E-KTP, Anggota DPR Ade Komarudin Diperiksa KPK
Anas Urbaningrum Diperiksa KPK Terkait Proyek E-KTP

Berita terkait

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

2 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

4 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

33 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

33 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

47 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

51 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

52 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

52 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

56 hari lalu

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

14 Februari 2024

Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

Paslon Ganjar-Mahfud memimpin suara di TPS tempat Ahok menyalurkannhak suara.

Baca Selengkapnya