Pemerintah Diminta Dorong Populerkan Jurnal Ilmiah  

Reporter

Sabtu, 4 Maret 2017 07:30 WIB

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir. ANTARA/Risky Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian untuk Masyarakat Unika Atmajaya Asmin Fransiska menyarankan pemerintah mendorong untuk meningkatkan penggunaan jurnal ilmiah.


"Selain mendorong dosen memproduksi jurnal, kedepan pemerintah perlu pikirkan penggunaan jurnal ilmiah itu," katanya kepada Tempo di Kemenristekdikti 1 Maret 2017.

Asmin mengatakan jurnal ilmiah masih sangat jarang digunakan sebagai referensi mahasiswa Indonesia, khususnya mahasiswa strata 1 yang sedang menyelesaikan skripsi.

Selaku Dosen Fakultas Hukum, Asmin kerap mendapati anak didiknya menggunakan sumber terbuka di jaringan internet seperti wikipedia atau situs lain. Jarang sekali siswa menggunakan jurnal ilmiah nasional ataupun internasional dalam referensi atau catatan kaki skripsinya. Sumber terbuka di jejaring internal masih menjadi belum bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Baca : Enam Siswa Lamongan Ikut Olimpiade Sains Internasional

Hal ini itu berbeda dengan mahasiswa di negara maju kawasan Eropa, atau Amerika yang sudah diwajibkan menggunakan jurnal sebagai pedoman referensi dalam menulis skripsi, tesis atau karya ilmiah lain. Bahkan, kata Asmin, ada pula kampus yang mengharuskan mahasiswanya menggunakan jumlah minimal buku serta jumlah minimal jurnal untuk digunakan dalam karya ilmiahnya. "Jurnal itu bentuk tanggung jawab dosen terhadap keilmuannya," katanya.

Ia mengakui ada beberapa masalah dalam menggunakan jurnal nasional ataupun internasional dalam membuat tugas akhir kuliah di Indonesia. Contohnya ada beberapa kampus di daerah yang tidak terjangkau jaringan internet dengan baik. Masalah lain, ada beberapa jurnal berbayar yang mahal harganya. "Seseorang bisa keberatan membelinya, setiap kampus pun memiliki anggaran terbatas membeli jurnal berbayar," katanya.

Sebelumnya pemerintah telah menerbitkan beberapa aturan tentang pendanaan penelitian, salah satunya adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 106 Tahun 2016 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun 2017 dan Permenristekdikti Nomor 42 Tahun 2016 tentang Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan Teknologi.

Tahun ini, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melakukan Reformulasi Skema Pendanaan Penelitian di Perguruan Tinggi. "Hal ini guna mendorong riset yang berorientasi inovasi dan invensi," kata Menristekdikti, Mohamad Nasir, Rabu, 1 Maret 2017.
Simak pula : Dititipi TKI, Raja Salman Sudah Anggap WNI Seperti Warganya

Menurut Nasir, selama ini riset memang berbasis pada aktivitas, banyak peneliti di perguruan tinggi yang menggugat tentang kesulitan mempertanggungjawabkan keuangan. Akhirnya, Nasir meminta pada Menteri Keuangan supaya riset jangan berbasis pada aktivitas namun pada hasil atau output. Menurutnya banyak perguruan tinggi yang punya inovasi yang bisa didorong.

Reformulasi skema penelitian, ditujukan untuk meningkatkan pencapaian jumlah publikasi, kekayaan intelektual dan paten serta prototype industri. Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhamad Dimyati berharap perubahan skema penelitian itu akan meningkatkan produktivitas dosen di perguruan tinggi karena telah diselaraskan dengan sistem pengelolaan berbasis teknologi informasi. Akibatnya melalui skema ini pembuatan jurnal ilmiah akan lebih efisien, memiliki transparansi dana, akuntabilitas pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

46 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya