Ginjal Disebut Utuh, TKW Sri Rabitah Akan Diperiksa Ulang

Reporter

Kamis, 2 Maret 2017 15:05 WIB

Sri Rabitah, TKW asal Lombok Utara, menunjukkan hasil rontgen. Ia kehilangan ginjal setelah pulang dari Qatar. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri akan memfasilitasi Sri Rabitah bila ingin melakukan pemeriksaan lanjutan. Juru bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir, menyatakan siap membantu dan mendukung bila pihak keluarga ingin mengajukan pemeriksaan lagi.

"Silakan dirembukkan di keluarga," kata Arrmanatha di kantor Kemenlu, Jakarta, Kamis, 2 Maret 2017. Tidak hanya Kemenlu, dia melanjutkan, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) bisa ikut terlibat dalam pemeriksaan Sri Rabitah.

Baca: Dugaan Ginjal TKW Rabitah Dicuri Makin Menguat

Setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah Nusa Tenggara Barat, dokter menyatakan kedua ginjal Sri Rabitah masih ada. Dokter spesialis urologi, Suharjendo, yang memeriksa Rabitah heran dengan pernyataan pasien yang mengaku ginjalnya sudah hilang. Sebab, hasil pemeriksaan CT-scan menunjukkan ginjal sebelah kanan Rabitah masih bagus dan tidak rusak.

Lebih lanjut, Arrmanatha menjelaskan, saat ini Kemenlu tengah menunggu hasil pemeriksaan dari salah satu rumah sakit di Doha. Pemerintah Indonesia ingin mengetahui tindakan apa saja yang dilakukan terhadap Rabitah. "Bila ada juga ingin melihat surat persetujuan (operasi). Kami sedang menunggu hasilnya dari rumah sakit," ujarnya.

Soal awal dugaan hilangnya ginjal, Sri Rabitah menjelaskan kepada Tempo, dia ditempatkan di rumah keluarga Madam Gada, keluarga Palestina, di Doha, Qatar, pada Juli 2014. Sehari kemudian, Rabitah ditempatkan di rumah orang tua keluarga itu di lokasi berbeda. "Orang tuanya sakit-sakitan. Jalannya pincang," kata Rabitah.

Baca: TKW Asal Lombok Ini Kehilangan Ginjal di Qatar

Tanpa menderita sakit, Rabitah dibawa saudara Madam Gada ke rumah sakit dan langsung diinfus walaupun dia menolaknya. Kemudian dia dipindahkan ke ruang operasi yang penuh peralatan gunting dan pisau. Selanjutnya, dia mengaku tidak sadarkan diri. Sewaktu sadar, dia melihat tubuhnya penuh selang infus dan kencing darah.

Setelah dari rumah sakit di Doha tersebut, dia dibawa ke kantor TKI Al-Jazeera. Di sana, ia bertemu dengan dua pengurus TKI asal Indonesia.

Rabitah kemudian dibawa ke rumah majikan yang berbeda hingga tiga kali selama tiga hari berturut-turut. Terakhir, Rabitah dipulangkan. Ia kemudian melaporkan kejadian yang dialaminya ke kantor polisi di Surabaya.

ADITYA BUDIMAN | SUPRIYANTO KHAFID


Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

4 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

4 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

4 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

11 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

12 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

14 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

15 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya