Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, saat memimpin upacara Operasi Penegakan Ketertiban dan Yustisi yang diikuti 1.260 personel Polisi Militer TNI-Polri, Dinas Perhubungan dan Satpol PP, di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, 26 Januari 2017. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo resmi melantik Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) baru, Marsekal Muda Yuyu Sutisna. Jabatan itu sebelumnya dipegang Marsda Abdul Muis.
“Kohanudnas harus menyelenggarakan pembinaan administrasi dan kesiapan operasi unsur-unsur pertahanan udara TNI Angkatan Udara,” ujar Gatot dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan Mabes TNI, Selasa, 27 Februari 2017.
Gatot menekankan wilayah udara RI sebagai instrumen yang dapat didayagunakan untuk mewujudkan kepentingan nasional. Kedaulatan negara, kata dia, salah satunya ditentukan oleh kemampuan untuk menguasai wilayah udara.
Dia meminta Kohanudnas selalu siaga dalam hal operasional, agar mampu memberikan efek penangkalan bagi pihak yang berpotensi mengancam kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Keberhasilan tugas Kohanudnas sangat tergantung kepada kemampuan, kekuatan dan pola gelar yang dilaksanakan dalam menjaga wilayah udara Indonesia,” kata Gatot.
Gatot berujar bahwa TNI akan menambah alat utama sistem pertahanan udara seperti radar, pesawat tempur sergap, rudal jarak sedang, maupun senjata Penangkis Serangan Udara (PSU). Pengadaannya akan dilakukan secara bertahap.
“Penambahan Alutsista ini diharapkan Kohanudnas semakin memiliki kemampuan menjaga dan mengawasi seluruh NKRI, terutama wilayah udara di sepanjang perbatasan dengan negara lain, serta jalur lalu lintas laut yang padat dan rawan,” tutur Gatot.