Menkes Nila Moeloek: Ada Indikasi Kecurangan di Program JKN  

Reporter

Jumat, 24 Februari 2017 07:19 WIB

Menteri kesehatan RI Dr Nila Djuwita F Moeloek berbincang dengan dokter-dokter intrensif saat mengunjungi Puskemas percontohan Kassi-kassi di Makassar, Sulawesi Selatan, 3 November 2016. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Malang - Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berupaya mencegah kecurangan (fraud) dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengakui ada indikasi kecurangan dalam pelaksanaan JKN selama ini.

"Ini yang kami atur, ya, pasti ada (kecurangan). Kami tak bicara lampau, kami bicara ke depan, kami rapikan," katanya setelah menjadi pembicara dalam seminar di Universitas Brawijaya, Malang, Kamis, 23 Februari 2017. Karena itu, Kementerian Kesehatan tengah mengatur regulasi untuk mencegah kecurangan tersebut.

"Seperti dokter yang tidak memeriksa dengan alat tertentu, tapi ditagihkan. Ke depan, aturan harus dirapikan," ujarnya. KPK dan Kementerian Kesehatan, kata dia, tengah melakukan evaluasi program JKN tersebut. Langkah itu, Nila melanjutkan, sebagai bagian demi keamanan dan perlindungan dokter di rumah sakit.

Baca juga:
Temukan Video Diksar Mapala UII, Polisi: Isinya Relevan...
Heboh Buku Aku Berani Tidur Sendiri, Bagaimana Penyusunannya

Sehari sebelumnya, Menteri Nila bertemu dengan pimpinan KPK untuk mencegah kecurangan. Selain itu mengatur keamanan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan. Berdasarkan data semester pertama 2015, klaim rumah sakit dan pelayanan kesehatan lain kepada BPJS mencapai 175 ribu klaim senilai Rp 400 miliar.

Selain itu, untuk meningkatkan mutu kesehatan di daerah terpencil, tahun ini, Kementerian Kesehatan mengirim 1.250 dokter spesialis yang terdiri atas dokter spesialis dalam, bedah, kebidanan, anak, dan anestesi. "Dikirim ke daerah yang membutuhkan," kata Nila.

Para dokter spesialis akan mengabdi di daerah pelosok negeri selama setahun setelah lulus. Setelah lulus, dia menambahkan, dokter spesialis wajib mengikuti program tersebut. Usaha ini dilakukan sesuai dengan instruksi presiden untuk membenahi serta pemerataan fasilitas dan tenaga kesehatan di daerah perbatasan. "Pemetaan kebutuhan dilakukan bersama komite dan Dikti," ujarnya.

Sedangkan dokter layanan primer di daerah terpencil sudah mencukupi dengan insentif yang layak. Dokter umum yang dikirim dalam program Nusantara Sehat mendapat insentif dan asuransi yang memadai. "Insentifnya cukup besar, lebih tinggi dari PTT. Ada asuransinya," ucapnya. Pengabdian ke daerah perbatasan ini dilakukan secara bergilir. Selain itu dibutuhkan dokter untuk menambah pengalaman langsung di lapangan.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

2 jam lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

5 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

7 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Gibran Bakal Evaluasi KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

12 hari lalu

Gibran Bakal Evaluasi KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Rakabuming Raka menyebut akan mengevaluasi program Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) agar lebih tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

13 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

13 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

20 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

23 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

34 hari lalu

Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

Apa saja makanan khas Kota Malang yang patut untuk dicoba?

Baca Selengkapnya