Ini Alasan Upacara Adat Dilakukan di Makam Tan Malaka

Reporter

Selasa, 21 Februari 2017 17:30 WIB

Tiga seniman melakukan aksi teatrikal di makam Tan Malaka Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Rabu 23 November 2016. Aksi ini dilakukan untuk mempertahankan makam Tan Malaka agar tak dipindah ke Sumatera Barat. Tempo/Hari Tri Wasono

TEMPO.CO, Jakarta - Pegiat Tan Malaka Institute, Habib Monti, menjelaskan alasan proses upacara adat penyerahan gelar dilakukan di makam Tan Malaka. Sesuai tradisi, menurut dia, penyerahan gelar mutlak dilakukan di depan jasad Tan Malaka.

Ratusan warga Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, hari ini, 21 Februari 2017, menggelar prosesi jemput gelar di makam Tan Malaka di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Upacara adat ini dilakukan untuk melengkapi penyerahan gelar dari Datuk Tan Malaka ke-3 kepada Datuk Tan Malaka ke-7. “Almarhum adalah pemegang gelar Datuk Tan Malaka ketiga,” kata Monti, Selasa 21 Februari 2017.

Baca: Ratusan Warga Minang ke Makam Tan Malaka Gelar Upacara

Gelar tersebut akan diberikan kepada Hengky Novaron Arsil, keponakan dari garis keturunan ibu yang mendominasi di adat Minang. Gelar itu diserahkan kepada keponakan Ibrahim Tan Malaka karena almarhum tidak memiliki istri dan anak. Karena itu, dewan adat dan keluarga memutuskan untuk menyerahkannya kepada kerabat dari garis ibu.

Menurut Monti, selama ini penyerahan gelar Datuk Tan Malaka kepada generasi penerusnya tidak pernah dilakukan secara komplit. Penyebabnya, penyerahan atau pelimpahan gelar tidak dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan atau dilakukan di hadapan pekuburan jika pemegang adat sudah meninggal. “Ini yang sekarang kita lakukan di Kediri,” katanya.

Selama bertahun-tahun pemegang gelar Datuk Tan Malaka di Kabupaten Limapuluh Kota tak melalui proses ini. Penelusuran sejarah yang dilakukan Harry A Poeze, yang menemukan keberadaan makam Tan Malaka di Desa Selopanggung inilah dasar melakukan upacara adat di Kediri.

Baca: Pemindahan Jasad Tan Malaka Diserahkan ke Kementerian Sosial

Gelar Datuk Tan Malaka adalah pemegang kepemimpinan adat atas 142 Niniak Mamak atau penghulu (kepala kaum) di wilayah 3 Nagari (desa) dari 2 kecamatan Suliki dan Gunung Omeh di Kabupaten Limapuluh Kota. Tingginya gelar ini membuat rombongan dari Limapuluh Kota, Sumatera Barat, melakukan perjalanan menuju makam Tan Malaka sejak Kamis, 16 Februari 2017, menggunakan bus dan mobil pribadi.

Prosesi tersebut juga akan diakhiri dengan pengambilan segumpal tanah pekuburan untuk dibawa ke kampung halaman. Hal ini menjadi syarat pengambilan jenasah yang gagal dilakukan demi menjaga hubungan baik dengan masyarakat Kediri.

Pelaksanaan upacara adat ini mendapat dukungan penuh masyarakat desa setempat. Dari pantauan Tempo, mereka ikut mempersiapkan acara mulai pemasangan spanduk hingga keperluan teknis lain. Warga bersyukur makam Tan Malaka tak jadi dipindahkan. “Kami akan merawat makam ini sebagai bagian dari leluhur desa,” kata Waji, Kepala Desa Selopanggung, Selasa, 21 Februari 2017.

HARI TRI WASONO

Berita terkait

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

16 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Pimpinan MPR RI Akan Bangun Komunikasi Politik

5 hari lalu

Pimpinan MPR RI Akan Bangun Komunikasi Politik

Menjelang transisi politik kepemimpinan nasional, MPR RI akan melakukan Silaturahmi Kebangsaan ke berbagai tokoh bangsa.

Baca Selengkapnya

Sosok Al-Kindi yang Disebut Sebagai Filsuf Pertama dalam Peradaban Islam

47 hari lalu

Sosok Al-Kindi yang Disebut Sebagai Filsuf Pertama dalam Peradaban Islam

Mengenal Al-Kindi, filsuf muslim yang telah menulis banyak karya dari berbagai bidang ilmu, dengan jumlah sekitar 260 judul.

Baca Selengkapnya

Inilah 10 Tokoh yang Paling Banyak Dicari di Google Indonesia pada 2023

31 Desember 2023

Inilah 10 Tokoh yang Paling Banyak Dicari di Google Indonesia pada 2023

YouTuber Nadia Fairuz Omara menempati posisi pertama tokoh yang banyak dicari di Google Indonesia sepanjang 2023.

Baca Selengkapnya

Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

21 November 2023

Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

Gerakan tersebut diawali dari kepedulian sekelompok orang yang tidak berpartai dan independen terhadap perhelatan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Kebijakan Sekolah Lima Hari di Kota Kediri akan Dievaluasi, Ini Sebabnya

24 Oktober 2023

Kebijakan Sekolah Lima Hari di Kota Kediri akan Dievaluasi, Ini Sebabnya

Kebijakan sekolah lima hari di Kota Kediri ini baru dimulai pada September lalu.

Baca Selengkapnya

5 Kuliner Khas Kediri yang Kaya Akan Cita Rasa

29 Juli 2023

5 Kuliner Khas Kediri yang Kaya Akan Cita Rasa

Selain punya banyak destinasi wisata, Kediri juga memiliki kuliner yang tidak kalah nikmat di lidah.

Baca Selengkapnya

15 Tahun C20 Library, Perpustakaan Independen di Surabaya Bertahan

7 Juli 2023

15 Tahun C20 Library, Perpustakaan Independen di Surabaya Bertahan

Delapan tahun lalu, sekelompok orang memaksa diskusi Tan Malaka di Perpustakaan C20 dihentikan. Ini profil perpustakaan independen bertahan 15 tahun.

Baca Selengkapnya

7 Pahlawan Nasional yang Lahir di Bulan Juni, Ahmad Yani sampai Pattimura termasuk Ayah Gus Dur

6 Juni 2023

7 Pahlawan Nasional yang Lahir di Bulan Juni, Ahmad Yani sampai Pattimura termasuk Ayah Gus Dur

Jenderal Ahmad Yani hingga Pattimura, termasuk ayah Gus Dur lahir di bulan Juni. Siapa lagi pahlawan nasional kelahiran Juni?

Baca Selengkapnya

Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

2 Juni 2023

Tan Malaka: Pemikiran, Perjalanan dan Perannya bagi Indonesia

Sebagai Bapak Republik Indonesia, Tan Malaka memberikan sumbangsih dalam pemikiran untuk dasar negara dan pemikiran lainnya.

Baca Selengkapnya