Alasan Aktivis Setuju Perayaan Cap Go Meh di Halaman Masjid  

Reporter

Sabtu, 18 Februari 2017 11:00 WIB

Sejumlah warga Tionghoa menggunakan lilin untuk membakar replika kapal pada tradisi Ciswa pada perayaan Cap Go Meh di Klenteng Sampokong, Semarang, 5 Marte 2015. Pembakaran kapal ini untuk menghantarkan doa pada perayaan Capgomeh yang digelar 15 hari setelah Imlek. Tempo/ Budi Purwanto

TEMPO.CO, Semarang - Ketua Yayasan Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA), Tedi Kholiludin, menyesalkan penolakan sejumlah organisasi Islam terhadap perayaan Cap Go Meh yang sedianya digelar di halaman Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, pada Ahad, 19 Februari 2017. Padahal, perayaan Cap Go Meh yang merupakan selebrasi budaya tersebut rencananya digelar di halaman, bukan di dalam masjid.

Baca juga: Ditolak Ormas Islam, Perayaan Cap Go Meh Semarang Dipindah?

Tedi sepakat jika perayaan Cap Go Meh itu tidak dilakukan di area utama masjid, karena untuk ibadah salat umat Islam. "Tapi jika acara Cap Go Meh diadakan di halaman masjid maka tidak apa-apa,” kata Tedi, Sabtu, 18 Februari 2017.

Menurut Tedi, tak ada sedikit pun penodaan terhadap masjid saat di halamannya digelar ritus-ritus kebudayaan. Tedi mengatakan halaman rumah ibadah, yang sejatinya menjadi ruang publik yang terbuka akan menjadi sangat eksklusif jika acara Cap Go Meh di masjid ditolak.

Karena acara Cap Go Meh ditolak, kata Tedi, perjumpaan antarumat manusia yang mestinya terbangun di tempat itu semakin sulit dilakukan. “Sekat-sekat atas nama identitas agama semakin dipertebal,” katanya.

Kata dia, perayaan Cap Go Meh tak jauh beda dengan perayaan-perayaan kebudayaan lain yang ada di Indonesia. Karenanya, Cap Go Meh bisa dirayakan di tempat mana pun sepanjang tidak melanggar hukum.

“Apalagi yang akan menjadi narasumber pada acara itu juga tokoh-tokoh panutan umat Islam. Mengapa kita tidak mengedepankan persaudaraan?” kata Tedi.

Panitia mengundang beberapa tokoh untuk mengisi acara, seperti Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), Habib Luthfi bin Yahya, Bhante Dhammasubho Mahathera, dan Romo Aloysius Budi Purnomo.

Rencana perayaan Cap Go Meh di Halaman Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Kota Semarang, ditolak sejumlah ormas Islam. Ketua Pemuda Muhammadiyah Semarang Juma’i yang menjadi salah satu penolak Cap Go Meh di masjid menyatakan perayaan Cap Go Meh akhirnya dipindah ke Balai Kota Semarang. “Silakan Cap Go Meh digelar. Tapi yang penting jangan dilaksanakan di area masjid,” kata Juma’i, Sabtu, 18 Februari.

Selain Pemuda Muhamadiyah, penolak lain dari perwakilan Hizbut Tahrir Indonesia, Forum Umat Islam Semarang, Pemuda Ka’bah, dan Front Pembela Islam Jawa Tengah. Mereka mendatangi kantor Kepolisian Daerah Jawa Tengah untuk menolak acara itu.

ROFIUDDIN

Berita terkait

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

43 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

47 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Harus Ada dalam Perayaan Cap Go Meh 2024

24 Februari 2024

5 Hal yang Harus Ada dalam Perayaan Cap Go Meh 2024

Beberapa daerah pecinan di Indonesia selalu memiliki tradisi tersendiri untuk merayakan Cap Go Meh ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Cap Go Meh, Sejarah, hingga Makna di Baliknya

6 Februari 2024

Mengenal Apa Itu Cap Go Meh, Sejarah, hingga Makna di Baliknya

Cap Go Meh adalah puncak perayaan Imlek yang diselenggarakan pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan Tionghoa. Ini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

19 Desember 2023

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

Rentetan banjir menggenangi Kota Semarang pada awal 2023.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

3 November 2023

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

Pantai Tirang di Semarang menawarkan keindahan alam yang memukau, pasir putih, dan beragam aktivitas seru.

Baca Selengkapnya

Proyek Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Waktu Tempuh di Bawah 6 Jam

4 Oktober 2023

Proyek Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Waktu Tempuh di Bawah 6 Jam

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dikabarkan akan diluncurkan mulai 2024 mendatang. Apa saja yang menarik dari kereta cepat ini?

Baca Selengkapnya

Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di RS Bhayangkara Semarang

23 September 2023

Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di RS Bhayangkara Semarang

Jenazah ajudan Kapolda Kaltara Brigadir Setyo Herlambang dibawa ke RS sebelum diberangkatkan ke Kendal.

Baca Selengkapnya