TEMPO Interaktif, Jakarta:Parlemen Australia puas terhadap penanganan teroris yang dilakukan Indonesia. "Kami rasa pemerintah Indonesia dan Australia telah melakukan kerja sama yang intens dan baik dalam menangani masalah terorisme," kata Peter Slipper M.P., salah satu dari empat anggota delegasi parlemen Australia, setelah melakukan dialog dengan Din Syamsuddin di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Jumat lalu.Menurut dia, selama ini, kedua negara telah melakukan kerja sama di berbagai bidang dengan cukup baik. Kerja sama ini antara lain disebabkan oleh posisi geografis kedua negara yang cukup dekat. "Kita adalah dua negara yang telah berteman dan bekerja sama cukup lama," kata Slipper.Dalam hal keamanan, kerja sama kedua negara memang semakin intens setelah terjadinya tragedi Bom Bali I. Menurut Slipper, pengeboman di Bali beberapa tahun lalu itu memang memunculkan trauma pada masyarakat Australia. "Apalagi jumlah warga negara kami yang menjadi korban memang banyak," ujar Slipper.Namun, sejauh ini, pemerintah Australia telah merasa puas dengan penanganan yang dilakukan pemerintah Indonesia. "Kami menghormati proses hukum yang telah dijalankan," kata Slipper.Saat melakukan dialog dengan Din, Slipper dan dua orang anggota parlemen Australia lainnya, Michael Danby dan Harry Jenkins, banyak membicarakan isu terorisme dan Islam serta meminta tanggapan Din.Menanggapi hal itu, Din dengan panjang-lebar menjelaskan radikalisme dalam Islam terjadi karena efek dari pandangan, penilaian, dan tindakan dari dunia Barat yang tidak adil terhadap Islam. Tentang Irak dan dukungan Australia terhadap Amerika Serikat di Irak, Din menegaskan bahwa itu cara yang menurut dia tidak tepat. "Tidaklah tepat bila untuk alasan mendorong demokrasi dilakukan tindakan-tindakan kekerasan," kata Din.TITIS SETIANINGTYAS