Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo, saat memimpin upacara Operasi Penegakan Ketertiban dan Yustisi yang diikuti 1.260 personel Polisi Militer TNI-Polri, Dinas Perhubungan dan Satpol PP, di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, 26 Januari 2017. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberi sejumlah amanat pada 37 perwira tinggi TNI yang baru naik pangkat. Dia menyebut kenaikan pangkat sebagai wujud penghargaan negara dan institusi TNI pada para prajuritnya.
“Kenaikan pangkat harus dapat dijadikan sumber motivasi sekaligus inspirasi untuk memantapkan kejuangan, idealisme, moralitas, etika dan profesi keprajuritan,” ujar Gatot seperti dikutip dari berita pers Pusat Penerangan Mabes TNI, Selasa, 14 Februari 2017.
Gatot menekankan kenaikan pangkat dalam TNI tak bisa dipandang sebagai suatu hadiah. “Itu bukan berdasarkan senang atau tidak senang, tetapi diberikan secara obyektif kepada prajurit yang benar-benar memiliki prestasi dan dedikasi dalam mengabdikan diri kepada negara dan bangsa.”
Gatot pun meminta 37 perwira tinggi itu mempertanggungjawabkan promosi jabatan dan kenaikan pangkat tersebut. “Tidak boleh ada yang main-main dengan pangkat bintang, yang saat ini para perwira sandang,” pesan Gatot.
Adapun 37 perwira yang naik pangkat terdiri dari 17 pati TNI Angkatan Darat, 11 pati TNI Angkatan Laut, dan 9 pati Angkatan Udara. Seluruh perwira tersebut pun mengalami rotasi di berbagai insitusi yang ada di internal TNI, maupun yang ada di pemerintahan.
Gatot pun sempat berpesan agar para perwiranya tak melakukan pelanggaran dalam bentuk apapun. Dia meminta setiap anggota TNI mematuhi aturan, dan tak melakukan langkah berbeda dengan pimpinannya.
Ada pula imbauan untuk menjaga netralitas selama pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah serentak. Dia menyampaikan lagi komitmen TNI untuk mendukung polisi dalam pengamanan pilkada. “Netralitas TNI tetap harus di jaga sebagaimana rambu-rambu yang sudah disampaikan dalam Buku Saku Netralitas TNI,” tutur Gatot.