Ruas Ciregol Brebes Ambles, Jalan Ditutup Sementara
Editor
Eko Ari Wibowo
Selasa, 14 Februari 2017 07:13 WIB
TEMPO.CO, Brebes - Ruas Ciregol yang berada di jalur utama Brebes-Purwokerto kembali ambles. Ruas tersebut mengalami penurunan sekitar 25-35 sentimeter. Amblesnya ruas di Desa Kutamendala, Kecamatan Tonjong, Brebes itu, sudah terjadi dalam dua pekan terakhir atau pada awal akhir Januari lalu.
Berdasarkan pantauan Tempo, titik penurunan jalan terjadi di ruas bagian bawah, tepatnya di ujung sebelah selatan. Di titik tersebut terdapat banyak rekahan aspal yang lebarnya mencapai 10-15 sentimeter dan dalam 1-2 meter. "Penurunan terus bertambah setiap hari. Apalagi kalau hujan deras," kata Herman, 45 tahun, warga setempat, Senin, 13 Februari 2017.
Menurut Herman, hingga kini belum ada upaya perbaikan dari pihak yang berwenang. Saat ini, ruas tersebut ditutup sementara. Kendaraan dari arah utara dialihkan ke ruas Ciregol di bagian atas yang sebelumnya digunakan untuk kendaraan dari Purwokerto ke Tegal. Biasanya dua jalur tersebut diberlakukan satu arah. "Belum ada perbaikan," kata dia. Sepekan lalu, petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Brebes memasang papan peringatan di sekitar lokasi.
Seperti diketahui, ruas yang kondisinya cukup menanjak tersebut sudah menjadi langganan longsor. Hampir setiap tahun ruas tersebut selalu ambles hingga memutus jalur utama Tegal-Purwokerto. Tahun lalu tak ada longsor karena konsentrasi beban kendaraan terpecah di dua lajur, yakni atas dan bawah.
Bina Marga berencana membuat jalur alternatif pada 2016 lalu. Namun upaya itu tersendat lantaran tidak sesuai dengan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Brebes. Saat ini, Bina Marga masih menunggu revisi perda tersebut. "Rencananya, sih, tahun ini, tapi tergantung dari pemdanya (Brebes)," kata Asisten Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 1 Jawa Tengah M. Helmi.
Di sisi lain, kata Helmi, relokasi jalur tersebut mendesak dilakukan. Hal itu sebagaimana penelitian dari Badan Geologi Bandung yang intinya menyatakan kontur tanah di ruas tersebut sudah tidak cocok lagi untuk jalan raya. "Jadi tanahnya akan terus bergerak," ujar Helmi.
Menurut Helmi, rencananya, jalur alternatif itu akan dibangun sepanjang 4,071 kilometer. Jalur tersebut akan melewati empat desa ,yakni Desa Kutamendala, Karangjongkeng, Purwodadi, dan Tonjong. "Jadi, nanti dari pertigaan sebelum perlintasan rel kereta api Karangsawah, tembus ke jalan setelah jembatan rel kereta api Tonjong," ujar dia.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ