Panglima TNI dan Menhan Tak Sinkron, DPR Akan Mediasi  

Reporter

Selasa, 7 Februari 2017 18:55 WIB

Ilustrasi sidang DPR. ANTARA/Rosa Panggabean

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Hanafi Rais mengatakan polemik penafsiran Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 28 Tahun 2015 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Pertahanan Negara yang melibatkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebaiknya diselesaikan secara politik.

Baca juga: Panglima TNI dan Menhan Tak Sinkron, Wiranto Turun Tangan

"Komisi Satu duduk bersama Panglima dan Menhan membenahi ini," kata Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 7 Februari 2017.

Komisinya meminta perdebatan ini tidak berkepanjangan agar tidak menjadi titik lemah pertahanan bangsa. "Ada cara yang lebih soft yang tidak diumbar ke publik dan diselesaikan baik-baik baik di antara tiga stakeholders ini," ujar Hanafi.

Politikus Partai Amanat Nasional ini berharap agar masalah penafsiran ini selesai sebelum ada pembahasan anggaran pertengahan tahun ini. "Antara UU dan Permen harus lurus agar tidak multitafsir," ujar Hanafi.

Untuk menyelesaikan itu, kata Hanafi, tidak perlu sampai pada tahapan mencabut Permenhan ini. "Dibicarakan dulu. Kalau harus dicabut ya cabut, revisi ya revisi. Sementara ini belum perlu," ujarnya.

Menurut Hanafi, selama ini tidak pernah ada masalah bentrok kewenangan antara Menhan dengan Panglima TNI. Ia menyayangkan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, masalah ini justru terjadi dan menjadi laten. "Bahkan menjadi manifes karena disampaikan ke publik," ujarnya.

Dalam rapat kerja dengan DPR kemarin, Panglima TNI mengeluhkan kewenangannya membuat rencana kerja dan anggaran tiga matra hilang akibat munculnya Permenhan 28 Tahun 2015 ini. Akibatnya, kata Gatot, muncul masalah seperti pembelian Helikopter Agusta Westland 101 yang menimbulkan kontroversi.

Hanafi berujar semangat Permenhan ini memang menginginkan agar Kementerian Pertahanan yang mengatur semua rencana strategis termasuk pembelian alutsista. "Oleh Kemhan yang penting TNI menjalani aja," ujarnya.

Rapat yang berlangsung sekitar pukul 14.30 ini mulanya bersifat terbuka. Namun saat sesi penjelasan dari Menteri Pertahanan rapat mendadak diminta secara tertutup.

Saat sesi rapat tertutup kemarin, Hanafi bercerita bahwa Kementerian Pertahanan lewat Sekretaris Jenderalnya telah menyatakan alur pembahasan anggaran dalam Permenhan ini sudah runut. "Apa yang dilakukan sudah benar," katanya.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

57 menit lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

17 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya