Soal Penyadapan, Petrus Nilai SBY Lecehkan BIN dan Polri  

Reporter

Senin, 6 Februari 2017 14:30 WIB

Suasanan pernyataan pers Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terkait dugaan penyadapan percakapan telepon dirinya dengan Ketum MUI KH Ma'ruf Amin di Wisma Proklamasi, Jakarta, 1 Februari 2017. SBY juga meminta penjelasan Presiden Joko Widodo mengenai dugaan penyadapan tersebut. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Petrus Salestinus, Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia dan Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), menilai pernyataan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal penyadapan dirinya itu sudah cenderung menuduh dan melecehkan Badan Intelijen Negara (BIN), Kepolisian RI, bahkan Istana. Menurut Petrus, tindakan SBY itu bisa dijerat pidana.

Sebab, BIN dan Polri sudah membantah perihal penyadapan itu. Pengakuan yang terklarifikasi pun telah beredar di media sosial, ketika SBY menelepon Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma'ruf Amin, speaker handphone dibuka dan didengarkan banyak orang, sehingga tersebarlah informasi itu.

Baca juga:
Penyadapan SBY, JK Kaget Pengacara Ahok Tahu Sampai Menitnya

SBY Curiga Dia Disadap Sejak September 2016


"Hal itu jelas merupakan tindak pidana sesuai dengan ketentuan Pasal 207 dan 220 KUHP," kata Petrus dalam keterangan tertulisnya, Senin, 6 Februari 2017.

Petrus berharap Polri segera memproses hukum hal ini tanpa mengurangi kebesaran SBY sebagai mantan presiden. "Polri harus segera mengusut sekaligus membuktikan tuduhan SBY melalui sebuah proses hukum sebagaimana sudah banyak warga negara diproses hukum karena salah menuduh orang atau pejabat, penguasa, dan badan umum menurut KUHP," ucapnya.

Baca pula:
Dituding Hina Ma'ruf Amin, Ahok Dilaporkan ke Bareskrim

Pemuda Muhammadiyah: Penyadapan SBY Penyalahgunaan Kekuasaan


Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat itu merasa disadap saat tengah berhubungan via telepon dengan Ma'ruf. Hal itu SBY sampaikan setelah pengacara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam persidangan kasus dugaan penistaan agama menyebutkan Ma'ruf sempat menerima telepon dari SBY sebelum mengeluarkan fatwa.

Mendengar pernyataan SBY, Istana Kepresidenan membantah kabar bahwa pihaknya memerintahkan penyadapan terhadap mantan presiden itu. Sekretaris Kabinet Pramono Anung menuturkan tidak ada perintah semacam itu.

"Yang jelas, tidak pernah ada permintaan atau instruksi penyadapan terhadap beliau (SBY)," ujar Pramono saat dicegat di Istana Kepresidenan, Selasa, 1 Februari 2017.

INGE KLARA SAFITRI

Simak:
Usulan Hak Angket Penyadapan SBY, Ini Reaksi Partai




Berita terkait

Gelar Nobar Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024, BIN Sebut Perjalanan Timnas U-23 Indonesia Luar Biasa

4 hari lalu

Gelar Nobar Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024, BIN Sebut Perjalanan Timnas U-23 Indonesia Luar Biasa

Setelah gagal ke final Piala Asia U-23 2024 usai dikalahkan Uzbekistan, timnas U-23 Indonesia kejar posisi ketiga demi tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

8 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

10 hari lalu

Marak Korban dan Modus Baru: Layanan Pinjol Ilegal Bisa Dihukum 10 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Triliun

Selain 537 entitas pinjol ilegal, Satgas PASTI juga menemukan 48 konten penawaran pinjaman pribadi dan 17 entitas yang menawarkan investasi.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN

29 hari lalu

TPNPB-OPM Menyatakan Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Seorang Intel BIN

Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom, menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan seorang intel BIN.

Baca Selengkapnya

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

31 hari lalu

Respons Yusril Soal Anggota Timnya Minta MK Panggil Kepala BIN

Yusril mengatakan, anggotanya yang meminta agar MK memanggil Kepala BIN Budi Gunawan di sidang sengketa Pilpres 2024 adalah tindakan spontan.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

49 hari lalu

Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Percakapan Telepon Bocor, Jerman dan Rusia Saling Tuduh

5 Maret 2024

Gara-gara Percakapan Telepon Bocor, Jerman dan Rusia Saling Tuduh

Ini adalah kedua kalinya dalam seminggu terakhir Moskow mengecam apa yang mereka lihat sebagai bukti niat Barat untuk menyerang Rusia secara langsung.

Baca Selengkapnya

Rusia Panggil Duta Besar Jerman Soal Rencana Bantuan Militer ke Ukraina

4 Maret 2024

Rusia Panggil Duta Besar Jerman Soal Rencana Bantuan Militer ke Ukraina

Kemlu Rusia memanggil Dubes Jerman untuk Moskow Alexander Graf Lambsdorff menyusul publikasi kebocoran penyadapan percakapan rahasia militer Jerman

Baca Selengkapnya

Selain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024

7 Februari 2024

Selain ASN, TNI, dan Polri, Jokowi Juga Minta BIN Netral di Pemilu 2024

Pernyataan Jokowi itu muncul setelah kritik yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Sukarnoputri soal netralitas TNI-Polri.

Baca Selengkapnya

Mantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah

4 Februari 2024

Mantan Kabinda Papua Barat dan Eks Kepala BPN Sorong Jadi Tersangka Pemalsuan Sertifikat Tanah

Polisi juga menetapkan istri eks Kepala BPN Sorong sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan sertifikat tanah. Satu terlapor lain adalah seorang caleg.

Baca Selengkapnya