Jusuf Kalla: Penyebaran SARS di Indonesia Sangat Cepat

Reporter

Editor

Kamis, 7 Agustus 2003 09:28 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kalla mengaku khawatir penyebaran Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) di Indonesia akan berlangsung cepat. Ini lantaran kepadatan penduduk Indonesia yang cukup tinggi dengan tingkat kedisiplinan yang rendah. Jadi, penyebarannya bisa lebih cepat dari yang kita duga, kata Jusuf Kalla dalam konferensi pers Pernyataan Pemerintah bahwa SARS adalah Wabah Nasional di Kantor Pusat Departemen Kesehatan Jakarta, Kamis (3/4) petang. Jusuf Kalla mengungkapkan bahwa undang-undang tentang wabah penyakit menular itu diberlakukan untuk semua orang yang berada di Indonesia, tak terkecuali warga negara asing. Jadi setiap orang yang menghalangi atau tidak mau diperiksa bisa dikenai hukuman satu tahun penjara, ujarnya. Sebelumnya, diketahui seorang warga Singapura menolak untuk mengenakan masker saat diperiksa di Bandara Soekarno Hatta. Sementara itu, Menteri Kesehatan Achmad Sujudi menyatakan tiga Warga Negara Indonesia positif mengidap SARS secara klinis. Satu orang diinapkan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulinanti Saroso di Jakarta Utara, seorang berada di RS Dr Kariadi Semarang, dan seorang lagi berada di Batam. Sebelumnya, pemerintah belum bisa memastikan indikasi SARS pada ketiganya meski telah melakukan isolasi. Semua sesuai kriteria yang dicurigai SARS meski belum dianalisis secara serologis (pemeriksaan serum-Red), ujar Sujudi . Berkat uji klinik dan laboratorium, ketiganya ditetapkan sebagai suspect (positif mengidap-Red). Kendati demikian, Sujudi mengungkapkan bahwa kondisi ketiga orang itu semakin membaik meski belum bisa diobati dengan sempurna mengingat penyakit itu belum ada obatnya. Selain tidak memiliki vaksin pencegah, Indonesia juga tidak punya peralatan pendeteksi virus Corona Virus Penumonia, penyebab SARS. Pasalnya, kata Sujudi, virus Corona adalah jenis virus baru. Sehingga, baru dalam beberapa bulan terakhir beberapa negara yang memiliki peralatan pendeteksinya. Ini virus baru, sehingga perlu analisa terlebih dahulu sebelum ditentukan jenis virusnya apa. Yang pasti, perangkat laboratoriumnya juga baru, ujar Sujudi. Namun, Sujudi memastikan Amerika Serikat akan mengirimkan perangkat pendeteksi itu dalam waktu dekat. Pemerintahpun, kata dia, sudah mendesak percepatan pengiriman itu. Sementara, untuk mendeteksi keberadan virus itu di Indonesia, pihak Depkes mempersiapkan pengiriman sampel darah untuk diuji di sebuah rumah sakit Atlanta yang diketahui memiliki perangkat pendeteksi virus SARS. Kami belum kirimkan sampelnya karena masih menunggu keerangan dari sana bagaimana cara mengirimnya, ujar Sujudi. Pada kesempatan itu, Sujudi juga mengumumkan SARS sebagai salah satu wabah nasional yang patut dicegah dengan cepat penyebarannya. Pengumuman ini terutang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 424/Menkes/SK/IV/2003 tentang Penetapan SARS sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Pedoman Penangulangannya. Kepmen ini sebagai breakdown dari Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular. Sebagai tindak lanjutnya, Pemerintah akan membetuk tim verifikasi wabah di tingkat propinsi. Tim yang terdiri dari pakar penyakit SARS dan petugas kesehatan dari Departemen Kesehatan ini akan disebar ke seluruh daerah yang memiliki bandara internasional. Mereka akan ditempatkan di bandara-bandara untuk melakukan screening dan observasi di pintu masuk. Jika diperlukan, akan dibentuk tim verifikasi di tingkat kabupaten, ujar Sujudi. Tim inilah yang akan menentukan perlu tidaknya seseorang dikarantina atau diobservasi lebih lanjut oleh rumah sakit. Sujudi juga mengatakan bahwa pihaknya akan menunjuk rumah sakit tertentu di tiap propinsi sebagai tempat khusus penanggulangan SARS. Untuk merealisasi rencana pembentukan, Sabtu (5/3) besok Menkes akan mengundang gubernu-gubernur se Indonesia berikut Kepala Dinas Kesehatan untuk rencana pelaksanaan. Sri Wahyuni-Tempo News Room

Berita terkait

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

27 menit lalu

Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Setelah 2 Kali Mangkir, Penyidik KPK Sempat Cek ke Rumah Sakit

KPK akhirnya menahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor setelah dua kali mangkir dari pemeriksaan. Tidak dilakukan jemput paksa.

Baca Selengkapnya

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

47 menit lalu

Lee Do Hyun Sebut Nama Lim Ji Yeon di Pidato Baeksang, Netizen Heboh

Pidato pendek yang dibacakan Lee Do Hyun langsung mendapat respons dari banyak pihak yang dinilai menunjukkan bucin ugal-ugalan ke Lim Ji Yeon.

Baca Selengkapnya

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

1 jam lalu

Pemkot Surabaya Rayakan HJKS ke-731

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 pada 31 Mei 2024, dengan tema 'Satukan Tekad Surabaya Hebat'.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

1 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

1 jam lalu

Film KHD tentang Ki Hadjar Dewantara Baru Tayang 2026 Mendatang, Ini Alasan Gina S. Noer

Gina juga mengatakan, film biopik yang ia garap memang cenderung lama, termasuk film KHD ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

1 jam lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

1 jam lalu

Saldi Isra Minta KPU Tandai Kantor Hukum yang Sering Ajukan Renvoi Alat Bukti

Saldi meminta kepada komisioner KPU, Mochammad Afifuddin, untuk menandai kantor masing-masing kuasa hukum karena seringnya mengajukan renvoi.

Baca Selengkapnya

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

1 jam lalu

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

Pasangan gemar mengontrol. Anda dibuat tak berdaya dan hanya bisa menuruti kemauannya karena takut berpisah, ditinggalkan atau diusir dari rumah.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

1 jam lalu

ICW Sebut Bansos hingga Ketidaknetralan ASN Bakal Marak di Pilkada 2024

ICW mengungkap beberapa kerentanan yang mungkin terjadi di Pilkada 2024. Berkaca dari pengalaman Pilpres.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir di Met Gala 2024, Katy Perry Bikin Ibunya dan dan Penggemar Terkecoh

1 jam lalu

Tak Hadir di Met Gala 2024, Katy Perry Bikin Ibunya dan dan Penggemar Terkecoh

Katy Perry mengunggah beberapa foto sambil memberi tahu penggemarnya alasan tidak hadir di Met Gala

Baca Selengkapnya