Polisi Buru Pengirim WNI yang Diduga Akan Bergabung dengan ISIS

Reporter

Rabu, 25 Januari 2017 12:20 WIB

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen Pol Rikwanto Rikwanto. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia memburu para perekrut 17 warga negara Indonesia (WNI) yang dikirim ke Suriah untuk bergabung dengan jaringan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan saat ini para pelaku bersembunyi di Suriah. “Kami belum bisa mendapatkannya karena lokasinya di sana (Suriah),” kata dia di markasnya, Selasa, 24 Januari 2017.

Sebelumnya, otoritas Turki mendeportasi 17 WNI yang diduga akan menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Beberapa di antaranya merupakan anak-anak berusia 2-9 tahun. Polisi menduga mereka dibujuk oleh jaringan ISIS dengan iming-iming pekerjaan berupah besar.

Baca: Diduga Akan Gabung ISIS, 17 WNI Dideportasi dari Turki

Rikwanto menuturkan jaringan perekrut itu merupakan bagian dari komplotan Bahrun Naim Anggih Tantomo. Bahrun Naim merupakan pentolan ISIS asal Indonesia yang juga diduga sebagai dalang Bom Thamrin pada pertengahan Januari 2016. Mereka merekrut para korbannya dari berbagai daerah di Indonesia. Selain doktrin jihad, mereka merayu korbannya dengan menjanjikan berbagai pekerjaan, dari juru masak, tenaga bagian kesehatan, hingga menjadi kombatan ISIS.

Menurut keterangan 17 WNI itu, kata Rikwanto, awalnya mereka tidak mengetahui akan dipekerjakan untuk ISIS. “Mereka enggak berpikir jadi tentara. Hanya pindah tempat saja ditawarin ke negara khalifah islamiah,” ujar Rikwanto. “Jadi, motifnya ekonomi.”

Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan pengiriman 17 orang itu dilakukan secara bertahap dalam empat gelombang. Mereka diberangkatkan pada periode Maret hingga Mei 2016, di antaranya menggunakan penerbangan dari Makassar, Jakarta, Malang, serta Medan, lalu berakhir di Turki.

Untuk pendanaan keberangkatan, kata Martinus, mereka menggunakan uang pribadi, hasil dari tabungan dan menjual sejumlah asetnya. Polisi menengarai pendanaan dari ISIS dikirim melalui orang-orang tertentu hingga sampai ke jaringan di Indonesia. “Kami masih menggali informasi lainnya,” ujar Martinus.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror telah mengembalikan 17 orang tersebut ke daerahnya masing-masing melalui dinas sosial. Polisi, kata Rikwanto, berharap pemerintah daerah turut berperan mengantisipasi warganya dari ajakan kelompok-kelompok radikal, terutama yang akan diajak bergabung ke ISIS. “Badan Nasional Penanggulangan Terorisme juga diharapkan melakukan langkah supaya warganya tidak terhasut,” ujarnya.

Awal Desember 2016, pemerintah Turki juga mendeportasi tiga warga negara Indonesia karena kasus serupa. Setelah sampai di Indonesia, tiga orang itu sempat ditahan dan diperiksa oleh Densus 88. Karena penyidik tidak menemukan adanya pelanggaran hukum, mereka bertiga dilepaskan. "Mereka hanya ikut-ikutan, tidak tahu kalau mau diajak bergabung ke ISIS,” kata Rikwanto. “Ini yang menjadi tugas kita bersama untuk mencegahnya, jangan sampai semakin banyak korban yang tergiur karena diiming-imingi pekerjaan dan gaji besar, ternyata diajak menjadi teroris.”

DEWI SUCI RAHAYU | REZKI ALVIONITASARI

Baca juga:
3 Mahasiswa UII Tewas, Surat Pernyataan Dipersoalkan
Lagi, Pengacara Ahok Akan Laporkan Saksi Pelapor

Berita terkait

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

4 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

17 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

18 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

2 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya