Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Warung Daun, Jakarta, 5 November 2016. Tempo/Vindry Florentin
TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon menilai kegundahan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono terkait dengan berita bohong (hoax) dan fitnah adalah hal yang lumrah.
Alasan Fadli, saat ini berita hoax banyak tersebar terutama di media sosial. "Saya kira wajar saja," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 23 Januari 2017.
Fadli juga meminta pemerintah membuat suatu prosedur pencegah hoax tersebar semakin luas. Fadli bercerita dia pernah menjadi korban fitnah dari berita bohong di media sosial. Meski sudah melaporkannya pada polisi, Fadli menyayangkan lambannya respons dari petugas.
Menurut politikus Partai Gerindra ini, pengalamannya itu menjadi contoh bagaimana kurangnya keadilan aparat. "Beberapa bulan lalu saya laporkan ke Bareskrim (Badan Reserse Kriminal) tapi sampai hari ini enggak ada follow up. Bagaimana rakyat yang lain," ujarnya.
Sebelumnya, lewat cuitan di akun Twitter resminya @SBYudhoyono, SBY mengungkapkan kegundahannya terkait dengan banyaknya berita fitnah dan hoax. "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? SBY," cuitnya, Jumat lalu.
Isu berita bohong (hoax) belakangan santer di Indonesia. Pemerintah pun gerak cepat untuk mengatasi hal ini. Mulai dari menutup situs-situs yang diduga menyebarkan berita bohong, hingga berencana bertemu dengan pemilik media sosial Facebook, Mark Zuckerberg.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
2 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.