Dua Mahasiswa UII Tewas Usai Ikuti Pendidikan Dasar Mapala  

Reporter

Senin, 23 Januari 2017 16:31 WIB

123rf.com

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keluarga mahasiswa Program Studi Teknik Industri Angkatan 2015 Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Syaits Asyam yang meninggal dunia usai mengikuti Pendidikan Dasar The Great Camping (TGC) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unisi UII di lereng selatan Gunung Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah menyatakan melihat sejumlah luka pada tubuh almarhum. Syaits meninggal dunia pada 21 Januari 2017 pukul 14.45 WIB saat mendapat perawatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta.

“Saya shock. Tadinya (anak saya) ganteng, tapi saat ketemu kotor dan penuh luka,” kata ibu Syaits, Sri Handayani, 46 tahun, saat ditemui di kediamannya di Jetis, Caturharjo, Sleman, Senin, 23 Januari 2017.

Baca juga:
Erik Bocah dalam Pasungan, Ini Reaksinya Saat Rantai Dilepas
Sulami 'Manusia Kayu': Semoga Ada Keajaiban



Luka-luka luar pada tubuh yang dilihat antara lain pada punggung kedua tangan, kuku kaki sebelah kanan ada yang lepas. Syaits pun kesulitan bernafas saat tiba di Bethesda maupun saat ditemui ibunya. Berdasarkan hasil otopsi RS Sardjito yang dimintakan ayah Syaits, Abdullah Arby, ditemukan luka pada paru-paru sebelah kanan yang diduga membuat Syaits kesulitan bernafas.

Sri mendapatkan telepon dari teman kuliah Syaits yang bernama Tegar pada 21 Januari 2017 pukul 10.30 WIB. Dia tiba di rumah sakit pada pukul 11.30 WIB. Melihat kondisi Syaits yang sudah kepayahan, dokter yang merawatnya menyarankan Sri untuk mengambil kertas dan pena untuk mencatat setiap pesan yang disampaikan Syaits.

Beberapa hal yang sempat dicatat Sri dari hasil dialog dengan Syaits, antara lain korban mengaku dipukul dengan rotan pada bagian punggung sebanyak 10 kali, disuruh mengangkat air dengan leher sehingga kesakitan, serta kakinya diinjak oleh seniornya. “Dia juga menyebut nama senior yang melakukannya,” kata Sri.

Padahal, berdasarkan cerita seorang teman Syaits yang juga peserta diksar saat melayat pada 22 Januari 2017 kepada ayah Syaits, bahwa korban sempat menyatakan mengundurkan diri sebagai peserta diksar karena merasa tidak kuat dengan aktivitas fisik yang dialami.

“Setelah mengundurkan diri, Syaits malah dipisahkan dari peserta lain,” kata Sri yang menyatakan tidak mengetahui apa yang selanjutnya menimpa anaknya.

Syaits pun dibawa ke Bethesda dari lokasi kejadian oleh anggota Mapala Unisi yang tidak menjadi panitia diksar. Berdasarkan keterangan anggota Mapala tersebut, Syaits sempat diare.

“Kami menyesalkan tidak ada yang menyatakan bertanggung jawab pada kasus ini. Tidak ada yang menjelaskan kronologi yang menimpa Syaits,” kata paman Syaits atau kakak Sri, Lilik Margono (51 tahun).

Lantaran itu pula, keluarga menyerahkan kasus tersebut kepada polisi untuk diproses secara hukum yang saat ini tengah ditangani Polres Karanganyar. Dia berharap, kejadian tersebut tidak berulang kembali.

Sementara itu, Rektor UII Harsoyo mengakui Syaits meninggal dunia usai mengikuti diksar mapala. Sebelumnya, peserta diksar lainnya, mahasiswa Teknik Elektro Angkatan 2015 UII Muhammad Fadli juga meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD Karanganyar pada 20 Januari 2017. Jenazahnya sudah diserahkan kepada keluarganya di Batam. Sebelumnya, total jumlah peserta diksar ada 37 orang. Langkah yang dilakukan UII saat ini adalah membentuk tim investigasi internal yang antara lain terdiri dari pimpinan UII, psikolog, juga dokter forensik.

“Tapi proses klarifikasi terhadap panitia diksar dan pengurus Mapala UII masih berlangsung. Hasilnya nanti akan kami sampaikan,” kata Harsoyo dalam keterangan pers di Gedung Rektorat UII di Kampus Terpadu UII Jalan Kaliurang Km 14.

Berdasarkan keterangan awal yang disampaikan pihak Mapala Unisi, Wakil Rektor III UII Abdul Jamil membenarkan Syaits sempat diare sebelum dibawa ke Bethesda.“Almarhum menginginkan pulang ke Yogyakarta. Mungkin diare itu yang membuatnya lemas,” kata Jamil.

Sementara itu, alumni Mapala Unisi yang juga pengacara Achiel Suyanto yang pernah menjadi Ketua Mapala Unisi pada periode 1980-1981 menyatakan sebelumnya tidak pernah ada tindak kekerasan dalam diksar. “Belum pernah ada kejadian seperti ini. Baru kali ini terjadi,” kata Achiel.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Simak:

Analis Politik: Jokowi dan SBY Tak Perlu Bertemu
Megawati Rayakan Ultah ke-70 di TIM, Siapakah yang Hadir?




Advertising
Advertising


Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

25 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

29 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

49 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

55 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

57 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.

Baca Selengkapnya