Erik Bocah dalam Pasungan, Ini Reaksinya Saat Rantai Dilepas
Editor
Dian Andryanto
Senin, 23 Januari 2017 16:00 WIB
TEMPO.CO, Karawang - Sofyan Budiman mengaku merasakan pilu ketika dititipi Erik, bocah korban praktek pemasungan asal Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pengurus Yayasan Darul Iman Atthorfiyah itu mengamati betul ekspresi Erik ketika tiba-tiba langsung memeluk istrinya. "Dia (Erik) kurang kasih sayang seorang ibu. Itu terlihat dari mimiknya saat tiba-tiba memeluk istri saya. Erik terlihat sangat nyaman," ujar Sofyan saat ditemui Tempo di kediamannya, Senin, 23 Januari 2017.
Hal serupa dirasakan Wakil Bupati Karawang Ahmad Zamakhsyari. Saat dilepas dari rantai pasung, Erik terlihat langsung memeluk Ahmad dengan erat. "Tak ada reaksi takut. Ia seperti meminta perlindungan," tutur Ahmad saat menjenguk Erik di Yayasan Darul Iman Atthorfiyah di Kampung Kawao, Desa Tegalsari, Kecamatan Purwasari, Senin.
Baca juga:
Sulami 'Manusia Kayu': Semoga Ada Keajaiban
Erik adalah bocah penderita gangguan jiwa asal Desa Pangulah Utara, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang. Saban hari, Erik dirantai di halaman rumahnya. Kaki dan tangannya terikat rantai yang dikaitkan di beranda rumahnya sendiri. Bocah kurus itu hanya diberi makan ala kadarnya. Sebuah foto jepretan warga memperlihatkan Erik sedang berjongkok dalam keadaan telanjang bulat. Di hadapannya, terdapat beberapa potong biskuit yang berserakan.
Ia dibawa ke Yayasan Darul Iman Atthorfiyah oleh Ahmad Zamakhsyari untuk disembuhkan. "Dinas Kesehatan akan rutin memeriksa kondisi Erik setiap pekan. Kami juga menyiapkan dokter untuk menanganinya secara medis," kata Ahmad.
Selain dengan pendekatan medis, Erik akan disembuhkan menggunakan pendekatan nonmedis. Sofyan Budiman menuturkan yayasan yang berdiri sejak 2006 itu kerap merawat penderita gangguan jiwa. Metode penyembuhan yang digunakan yayasan itu adalah pendekatan zikir, pijat refleksi, dan konsumsi obat tradisional.
"Khusus untuk Erik, kami menyiapkan metode kelembutan dan pendekatan kasih sayang, yakni memberikan perhatian laiknya orang tua kandung secara semestinya," ucap Sofyan.
Kisah pemasungan bocah 8 tahun itu menyedot perhatian dokter-dokter di Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Pasalnya, bocah itu hidup amat mengenaskan. Sri Sugihartati, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, menuturkan Erik mengalami pola asuh yang sangat salah.
"Erik adalah korban perceraian. Ia tidak merasakan kasih sayang seorang ibu sejak balita. Lalu ia dipasung selama tiga tahun. Ada kemungkinan mentalnya terganggu akibat pola asuh yang salah," ujar Sri saat ditemui di tempat yang sama.
Pola asuh yang salah itu, menurut Sri, terlihat dari kondisi Erik yang amat tidak manusiawi. "Bahkan sepertinya dia tidak pernah diajari cara makan pisang. Makan pisang saja tanpa dikupas," katanya.
Berdasarkan pantauan Tempo saat mengunjungi Yayasan Darul Iman Atthorfiyyah, Erik kerap meletakkan makanan di lantai sebelum memakannya. Sofyan menyatakan itu terjadi lantaran Erik tidak pernah diberi contoh cara makan yang seharusnya. "Selama ini, dia makan sambil dirantai, kok," ucapnya.
HISYAM LUTHFIANA
Simak:
Cerita Jokowi Jatuh Cinta pada Busur dan Anak Panah