ICW Sebut Dinasti Politik Merusak Tata Kelola Pemerintahan

Reporter

Sabtu, 14 Januari 2017 08:45 WIB

Kantor ICW (Indonesia Corruption Watch) Jl. Kalibata Timur IV D No. 6, Jakarta. dok TEMPO/Arnold Simanjuntak

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW), Almas Syafrina, mengatakan dinasti politik bisa merusak birokrasi tata kelola pemerintahan di suatu daerah. “Masalah ini bukan hanya dikuasainya akses APBD. Masalahnya di kunci jabatan sentral untuk memutuskan jabatan penting politik ke depan,” kata Almas di kantornya, Jumat, 13 Januari 2017.

Almas menyebutkan umumnya kepala daerah ditawari posisi menjadi ketua dewan pengurus daerah atau dewan pengurus cabang partai politik. Dengan demikian, mereka akan masuk birokrasi yang ujungnya cenderung koruptif.

Baca:
Datangi Polda, Massa Desak Penghadang Wasekjen MUI Ditahan
Soal Palu-Arit di Uang Baru, Kepala BI NTB Temui Tokoh-tokoh


Almas menilai salah satu bentuk dinasti politik terjadi di Pemerintah Kabupaten Klaten. Menurut dia, cengkeraman dinasti politik di daerah tersebut sangat kuat. Bahkan Almas menyebut di Klaten ada dua dinasti dan keduanya adalah pasangan suami-istri. Akibatnya, distribusi kekuasaan tidak terjadi.

“Mereka memaknai demokrasi pilkada sebagai alat mereka naik ke kursi kekuasaan,” ujar Almas. Ia menambahkan, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan bisa jadi dari hasil rapat pemerintah yang didominasi keluarga, sehingga akan mengancam jalannya demokrasi karena tidak ada check and balance.

Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Fadli Ramadhanil, menilai, untuk mencegah masifnya dinasti politik, peran penyelenggara pemilu sangat penting. Misalnya dalam hal pencalonan kepala daerah. Mekanisme pencalonan harus diubah. “Bangun uji publik untuk menentukan calon kepala daerah,” tuturnya.

Fadli mengatakan sejauh ini para pemimpin partai politik memiliki akses yang kuat untuk menentukan kader yang akan maju pencalonan kepala daerah. Menurut dia, mekanisme tersebut harus diubah. Bila perlu, masyarakat berpikir kritis. “Jangan pilih calon kepala daerah yang berasal dari dinasti politik,” ucapnya.

Baca juga:
12 Calon Kepala Daerah Terjerat Politik Dinasti versi ICW
Ini Penyebab Markas GMBI Bogor Dibakar Massa FPI


Adapun Ketua DPC PDIP Klaten adalah Sunarna, suami pelaksana tugas (Plt) Bupati Klaten Sri Mulyani. Disinggung ihwal uniknya dinasti politik di Klaten, Sunarna menjawab enteng. “Pilihannya jelas, kok. Dinasti di mana-mana yang tidak jadi juga banyak. Tinggal baik atau tidak orangnya. Kalau baik pasti dipilih rakyat,” katanya. Sunarna mengaku tidak mempersiapkan keluarganya untuk politik dinasti.

DANANG FIRMANTO | DINDA LEO LISTY


Berita terkait

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

10 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

20 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

21 hari lalu

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

Pandangan pengamat politik perihal isu pencalonan anak Ketum PAN dengan Ridwan Kamil di Pilgub DKI 2024.

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

24 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

25 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

28 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

29 hari lalu

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.

Baca Selengkapnya

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

29 hari lalu

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

30 hari lalu

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

31 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya