12 Calon Kepala Daerah Terjerat Politik Dinasti versi ICW

Reporter

Jumat, 13 Januari 2017 19:13 WIB

Ketua Divisi Bidang Hukum dan Politik Indonesia Corruption Watch Donald Fariz usai menggelar konferensi pers terkait dugaan aliran dana 30 Miliar ke Teman Ahok

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis data perihal nama-nama calon kepala daerah yang berasal dari dinasti politik yang telah terbangun di daerahnya masing-masing.

“Dinasti politik di pemerintahan merupakan wajah cerminan dinasti politik yang terbentuk saat ini,” ujar Peneliti ICW Donal Fariz di kantornya, Jumat, 13 Januari 2017.

Donal mengatakan ada 12 nama calon kepala daerah yang bakal maju dalam kontestasi pilkada 15 Februari mendatang.

1. Andika Hazrumy, Calon Wakil Gubernur Banten. Putra dari Gubernur Banten periode 2012-2015 Atut Chosiyah.
2. Hana Hasanah Fadel, Calon Gubernur Gorontalo. Istri dari Gubernur Gorontalo periode 2001-2008 Fadel Muhammad.
3. Dodi Reza Alex Noerdin, Calon Bupati Musi Banyuasin. Anak dari Bupati Musi Banyuasin periode 2002-2008 Alex Noerdin.
4. Adam Ishak, Calon Wakil Bupati Mesuji. Saudara dari Wakil Bupati Mesuji periode 2012-2016 Almarhum Ismail Ishak.
5. Parosil Mabsus, Calon Bupati Lampung Barat. Saudara dari Bupati Lampung Barat periode 2007-sekarang Mukhlis Basri.
6. Atty Suharti, Calon Wali Kota Cimahi. Istri dari Wali Kota Cimahi periode 2002-2007 M. Itoc Tochija.
7. Siti Rahma, Calon Bupati Pringsewu. Putri dari Wakil Gubernur Lampung Bachtiar Basri.
8. Dewanti Rumpoko, Calon Wali Kota Batu. Istri dari Wali Kota Batu periode 2007-sekarang Eddy Rumpoko.
9. Karolin Margret Natasa, Calon Bupati Landak. Putri dari Gubernur Kalimantan Barat periode 2008-sekarang Kornelis.
10. Noormiliyani A.S., Calon Bupati Barito Kuala. Istri dari Bupati Barito Kuala periode 2007-sekarang Hassanudin Murad.
11. Rahmadian Noor, Calon Wakil Bupati Barito Kuala. Keponakan dari Hassanudin Murad.
12. Tausikal Abua, Calon Bupati Maluku Tengah. Saudara Bupati Maluku Tengah periode 2002-2012 Abdullah Tausikal.

Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai lebih baik siapapun kepala daerah yang sudah menjabat dua kali periode, tidak melanjutkan estafet kepemimpinan kepada keluarganya.

“Kalau dua kali menjabat istirahat dulu deh, kasih kesempatan yang lain,” ujar Ray. Cara itu dinilai bisa menetralisir kekuasaan. Selain itu mampu menumbuhkan politik akal budi.

Anggota Divisi Korupsi Politik ICW Almas Syafrina mengatakan dinasti politik bisa merusak birokrasi tata kelola pemerintahan di suatu daerah. Sebab masalah yang dihadapi bukan hanya dikuasainya akses APBD. Tetapi juga dikuncinya jabatan sentral untuk memutuskan jabatan penting politik di masa mendatang.

Almas mencontohkan umumnya kepala daerah ditawari posisi menjadi ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) atau Dewan Pengurus Cabang (DPC) partai politik. Sehingga mereka akan masuk pada birokrasi yang ujungnya cenderung koruptif.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

11 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

21 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

21 hari lalu

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

Pandangan pengamat politik perihal isu pencalonan anak Ketum PAN dengan Ridwan Kamil di Pilgub DKI 2024.

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

24 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

25 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

28 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

29 hari lalu

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.

Baca Selengkapnya

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

30 hari lalu

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

30 hari lalu

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

31 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya