Jokowi dan Ketua Muhammadiyah Bertemu, Ini yang Dibahas

Reporter

Jumat, 13 Januari 2017 16:17 WIB

Presiden Jokowi menjamu makan siang Ketua Muhammadiyah Haedar Nasir di Istana Kepresidenan, 13 Januari 2017. TEMPO/Istman

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo dan Ketua Muhammadiyah Haedar Nashir memanfaatkan acara makan siang bersama di Istana Kepresidenan untuk membahas mengenai radikalisme. Baik Jokowi maupun Haedar menganggap radikalisme adalah problem masyarakat modern yang patut menjadi perhatian.

"Sebenarnya membahas sekilas saja. Radikalisme ini, di masyarakat modern, bukan problem khas Indonesia saja, tapi juga di banyak negara," ujar Haedar usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jumat, 13 Januari 2017.

Baca juga:
Jokowi Jamu Makan Siang Ketua Muhammadiyah, Ini Menunya
Tak Setuju Presidential Threshold 0 %, JK: Agar Berkualitas


Beberapa bulan terakhir, berbagai isu radikalisme terjadi di Indonesia. Sebagai contoh adalah penangkapan sejumlah teroris di Bekasi pada akhir tahun lalu. Mereka ternyata hasil didikan teroris Bahrun Naim dari kelompok Jamaah Ansorut Daulat. Bahrun Naim adalah figur di balik bom Sarinah pada awal 2016.

Haedar melanjutkan, baik dirinya maupun Presiden Joko Widodo, setuju radikalisme harus dibasmi. Namun, kata ia, pemerintah dan publik harus ingat bahwa radikalisme akan selalu ada. Hal itu muncul, salah satunya karena jumlah penduduk yang besar, beragam, dan mengalami berbagai perubahan.

"Ingat, radiklaisme itu bukan hanya milik satu golongan, tidak milik satu agama, dan bukan milik satu negara," ujarnya menegaskan.

Haedar menambahkan, dia dan Presiden juga sempat membahas soal intolerensi yang mulai masuk ke dalam kegiatan berpolitik di Indonesia, salah satunya menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017.

Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, salah satu calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kerap menerima serangan dari kelompok-kelompok yang intoleran. Mereka menilai Ahok tak pantas memimpin Jakarta karena bukan muslim.

Haedar menambahkan, karakter intoleransi hampir sama dengan radikalisme yaitu muncul karena masyarakat yang majemuk, besar, dan terus berubah. Oleh karena itu, solusinya pun kembali ke masyarakat.

Menurut Haedar, selama masyarakat bisa bersikap matang dalam memandang perbedaan yang ada, maka perbedaan itu tidak akan pernah dipandang sebagai ancaman. Dengan begitu, kata dia, masalah yang berkaitan dengan perbedaan, pasti akan diselesaikan secara dewasa dan minim gesekan.

"Masyarakat majemuk itu ibarat air dan minyak (selalu berkonflik). Oleh karena itu, ada gesekan (seperti intoleransi) adalah hal ilmiah. Sekarang tinggal bagaimana semua pihak mencoba dewasa," ujarnya.

Ditanyai apakah pemerintah perlu bertindak tegas dan mengacu pada aturan hukum dalam menangani radikalisme dan intoleransi, ia menjawab bahwa hal itu perlu dilakukan ketika pelakunya tak kunjung sadar. Namun, dia melanjutkan, kedewasaan dan kesiapan hidup dalam masyarakat yang beragam tetap harus dipegang.

"Semua pihak, kalau ingin menegakkan toleransi, harus siap dalam keragaman. Soal penegakkan hukum, hukum di mana pun harus tegas," ujarnya.

ISTMAN MP

Simak pula:
Ini Cara Cegah Dinasti Politik ala Bupati Klaten Terulang
Kasus Makar, 3 Berkas Perkara Telah Dilimpahkan ke Kejaksaan





Advertising
Advertising

Berita terkait

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini, Presiden Jokowi Akan Saksikan dari Kamar

28 menit lalu

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini, Presiden Jokowi Akan Saksikan dari Kamar

Presiden Jokowi memilih untuk menyaksikan laga Timnas U-23 Indonesia melwan Irak dari kamarnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

2 jam lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Mendampingi Presiden Jokowi Gowes di Mataram

3 jam lalu

Mentan Amran Mendampingi Presiden Jokowi Gowes di Mataram

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman turut serta bersama presiden menyapa warga Mataram.

Baca Selengkapnya

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

3 jam lalu

Soal Kewarganegaraan Ganda untuk Diaspora, Bagaimana Peraturannya?

Jokowi pernah memerintahkan pengkajian soal status bagi diaspora, tapi menurun Menteri Hukum bukan kewarganegaraan ganda.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

4 jam lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

4 jam lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

4 jam lalu

Komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin Usai Timnas Indonesia Dikalahkan Uzbekistan

Timnas Indonesia kalah melawan Uzbekistan dalam semifinal Piala Asia U-23 2024. Ini komentar Jokowi dan Ma'ruf Amin.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

4 jam lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

17 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

19 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya