Tak Setuju Presidential Threshold 0 %, JK: Agar Berkualitas

Reporter

Jumat, 13 Januari 2017 15:46 WIB

Jusuf Kalla. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta--Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah berkeinginan agar ketentuan presidential threshold tetap berlaku seperti sekarang. Tujuannya agar pemilihan presiden lebih praktis dan mempunyai dukungan massa yang riil.

"Pemerintah tetap pada posisi seperti sekarang. Ini untuk lebih pada praktisnya sistem pemilu kita dan esensi bahwa calonya ada dukungan yang riil pada awalnya," kata Kalla di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat, 13 Januari 2017.

Pernyataan Kalla tersebut menyikapi usulan sebagian fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat agar usulan presidential threshold nol persen diakomodasi dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilu di DPR. Diantara fraksi tersebut adalah PKB, Gerindra, Hanura, dan PAN. Di sisi lain, pemerintah berkeinginan agar presidential threshold tetap ada, yakni 20 persen dari jumlah kursi di DPR, atau 25 persen dari suara sah dalam pemilu. Presidential threshold adalah angka yang memungkinkan partai atau koalisi partai berhak mencalonkan kandidat presiden.

Baca:
Presidential Threshold 0%, Yassona: Capres Terlalu Banyak


Menurut Kalla, ketentuan presidential threshold adalah agar jangan setiap partai mengusulkan calon presiden. Bila presidential threshold jadi nol persen, menurut Kalla akan menyulitkan pemilu itu sendiri. Dia menyadari partai-partai yang kemungkinan suaranya tidak besar menginginkan presidential threshold nol persen agar bisa mencalonkan kandidat presiden. "Tapi kita butuh pemilu yang berkualitas, sehingga harus ada batasan-batasan itu," kata Kalla.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan pemerintah akan menampung dahulu usulan terkait presidential threshold nol persen. "Aspirasi didengarkan agar RUU Pemilu bisa bersifat jangkan panjang, mendukung proses Pemilu Legislatif hingga Pemilu Presiden yang lebih demokratis," kata Tjahjo, di Istana Kepresidenan, Kamis, 12 Januari 2017.

Tjahjo menuturkan masih ada waktu untuk menentukan aturan penghitungan kursi pada RUU Pemilu. Target penyelesaian RUU Pemilu adalah Mei 2017 ini. Tjahjo optimis pembahasan RUU Pemilu antara pemerintah dan DPR akan berjalan lancar. Menurutnya setiap perbedaan antara keinginan pemerintah dari partai politik pasti ada titik temunya.

AMIRULLAH SUHADA | ISTMAN MP

Berita terkait

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

4 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

7 hari lalu

Daftar 16 Partai Politik yang Gugat Sengketa Pileg ke MK, dari PDIP hingga PKN

Sejumlah partai politik mengajukan sengketa Pileg ke MK. Partai Nasdem mendaftarkan 20 permohonan.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

8 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

9 hari lalu

Mendekati Pilkada 2024, Begini Riuh Kandidat Kuat Sejumlah Parpol

Mendekati Pilkada 2024, partai-partai politik mulai menyiapkan kandidat yang akan diusung. Beberapa nama telah diisukan akan maju dalam pilkgub.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

9 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

11 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

12 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

23 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

23 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

23 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya