Ini Cara Cegah Dinasti Politik ala Bupati Klaten Terulang  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 13 Januari 2017 14:43 WIB

Bupati Klaten (nonaktif) Sri Hartini, usai menjalani pemeriksaan perdana, di Gedung KPK, Jakarta, 11 Januari 2017 pasca terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK. Sri Hartini diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Pegawai Negeri Sipil pemberi suap Suramlan (SUL) dalam kasus dugaan suap terkait promosi, mutasi dan penempatan pejabat dalam pengisian perangkat Daerah di Kabupaten Klaten, dimana dari tangan Sri KPK mengamankan uang diduga suap sebesar Rp 2.080 miliar, 5.700 dollar AS, dan 2.035 dollar Singapura. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti menyatakan menolak politik dinasti tumbuh subur di Indonesia. Menurut dia, berlakunya politik dinasti dapat mencederai demokrasi. Sebab, demokrasi hanya dijadikan instrumen bagi mereka yang mencari kekuasaan.

Ray menilai, lebih baik siapa pun kepala daerah yang sudah menjabat dua kali periode tidak melanjutkan estafet kepemimpinan kepada keluarganya. “Kalau dua kali menjabat, istirahat dulu deh, kasih kesempatan yang lain,” ujar Ray di kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jumat, 13 Januari 2017.

Menurut Ray, jeda harus berlaku bagi kepala daerah yang sudah dua periode menjabat agar tidak menurunkan kepemimpinan ke keluarganya. Cara itu dinilai bisa menetralisasi kekuasaan. Selain itu, mampu menumbuhkan politik akal budi.

Baca:
KPK Tangkap Bupati Klaten Sri Hartini
Ajaib! Nyaris 20 Tahun Dua Pasang Suami-Istri Kuasai Klaten


Ray mengatakan politik dinasti bisa tercipta apabila ada modal yang besar untuk meraih kekuasaan. Ia menilai umumnya kepala daerah yang lengser bakal menyodorkan nama suami atau istri, bahkan saudaranya, untuk meneruskan kepemimpinan. “Seolah demokrasi hanya membutuhkan mereka,” ujarnya. Padahal politik dinasti berpotensi melahirkan korupsi.

Dosen hukum tata negara di Universitas Andalas, Feri Amsari, memandang politik dinasti sudah berjalan lama di Indonesia. Ia mengambil contoh politik dinasti yang belum lama terungkap, yaitu pada Bupati Klaten Sri Hartini. Ia memandang kasus di Klaten adalah contoh yang mendekati sempurna bagaimana politik dinasti dibangun.

Feri sepakat dengan Ray. Ia menilai sebaiknya ada jeda selama 5–10 tahun apabila kepala daerah menjabat dua periode ingin kembali mencalonkan diri. Cara itu ideal dilakukan agar calon kepala daerah yang terpilih lahir karena kemampuan calon mendekati publik dengan program-programnya.

Feri menyebutkan, di Filipina, sekitar 75 persen politik dinasti terjadi. Di Brasil, sekitar 40 persen juga terjadi politik dinasti. “Indonesia sedang menuju ke situ,” tuturnya.

Menurut Feri, langkah yang bisa dilakukan adalah menguji kembali undang-undang kepada Mahkamah Konstitusi. Tujuannya adalah ada pembatasan-pembatasan yang dikeluarkan untuk mencegah politik dinasti berujung pada tindakan korupsi, seperti yang terjadi di Klaten, Jawa Tengah.

DANANG FIRMANTO



Berita terkait

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

1 menit lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

2 menit lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

2 menit lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

8 menit lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

21 menit lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

21 menit lalu

Piala Thomas 2024: Kunci Chou Tien Chen Kalahkan Viktor Axelsen dan Bawa Taiwan ke Semifinal

Taiwan akan menjadi lawan Indonesia pada babak semifinal Piala Thomas 2024. Chou Tien Chen mengalahkan Viktor Axelsen.

Baca Selengkapnya

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

32 menit lalu

Kelompok yang Rentan terhadap Cuaca Panas Berikut Dampaknya

Cuaca panas dapat berdampak lebih serius pada kesehatan orang-orang yang rentan, seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak karena dehidrasi.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

47 menit lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

57 menit lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

1 jam lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya