UNESCO Kenalkan Batik Bermotif Relief Candi

Reporter

Rabu, 11 Januari 2017 19:35 WIB

Ilustrasi Batik. TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Yogyakarta - United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) Jakarta memperkenalkan batik bermotif relief candi sebagai situs warisan dunia di atrium Galeria Mal Yogyakarta.

Batik-batik itu ditampilkan dalam pameran bertajuk “Crossroad of Cultures: Bamiyan and Borobudur”, mengaitkan warisan budaya UNESCO yaitu Candi Borobudur di Indonesia dan Lembah Bamiyan di Afganistan. Pameran berlangsung pada 10 hingga 15 Januari 2017. Pameran yang sama juga akan digelar di Museum Kamawibhangga Candi Borobudur pada 20 Januari-2 Februari 2017.

Indonesia punya empat situs budaya dan empat situs alam yang masuk dalam daftar warisan dunia. Dalam pameran itu, pembatik menorehkan malam (tinta batik) pada kain batik menggunakan canting dalam pameran itu.

Baca juga:
Kebakaran Hutan Bisa Lebih Parah dari 2016, Ini Sebabnya
Hari Pertama Presiden Trump Diwarnai Pawai Wanita Cantik

Ada juga batik bermotif relief dekoratif Candi Borobudur, Pawon, dan Mendut produksi perajin. Motif relief ada yang berupa gambar gajah. Mereka yang ikut pameran merupakan perajin binaan UNESCO yang tinggal di sekitar candi.

Siti Rahayu, satu di antara anggota Kelompok Rumah Batik Borobudur yang mendapat pelatihan dari UNESCO. Setahun lalu, ia dan delapan anggota kelompok memperoleh modal dan pelatihan hingga menghasilkan produksi batik tulis bermotif relief candi. "Kami produksi kain batik motif relief Candi Mendut dan Pawon," kata Siti kepada Tempo, Rabu, 11 Januari 2017.

Batik-batik tulis produksi mereka dibawa ke sejumlah pameran dan galeri. Harganya paling murah Rp 400 ribu per kain. Produksi batik tulis memakan waktu yang lama dan prosesnya lebih rumit ketimbang batik cap. Kelompok Rumah Batik Borobudur per bulan hanya menghasikan dua kain.
Siti berujar, hasil pendampingan itu cukup membantu ekonomi warga yang tinggal di sekitar Candi Borobudur. Semula mereka tak punya kemampuan membatik atau bukan perajin.

Setiap setengah tahun mereka bisa menghasilkan rata-rata 20 kain batik di showroom yang berdiri di dekat Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Batik motif relief candi itu digemari turis asing dari banyak negara yang mampir berwisata di Candi Borobudur.



Baca juga:
Toleransi Umat Islam Kendur, Said Aqil: Harus Diatasi
Warga Lebih Pilih Kereta, Tol Semarang-Batang Bakal Sepi?

Fasilitator lapangan yang menjadi mitra UNESCO, Veronika Fajarwati, mengatakan ada empat kelompok perajin batik yang mendapat pendampingan dari UNESCO. Tiga di antaranya batik dan satu untuk jumputan.

Selain Rumah Batik Borobudur, kelompok perajin lain yang didampingi yakni batik tulis Dewi Wanu dari Desa Borobudur dan Wanurejo Kecamatan Borobudur, Magelang. Ada pula batik tulis Sojiwan di Kadipaten Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Juga ada kelompok Lapak Jumputan Candi Ijo di Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. "Kami fokus di kelompok perajin di Candi Borobudur dan Prambanan sebagai warisan dunia," kata Veronika.

Mereka dilatih untuk manajemen organisasi dan marketing. Misalnya bagaimana memasarkan batik di pameran-pameran. Lewat batik tulis itu, mereka berharap kekayaan relief situs warisan dunia bisa lestari, terjaga, dan dikenal luas oleh publik di berbagai belahan dunia.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

17 jam lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

8 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

9 hari lalu

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

Indonesia berpotensi menambah daftar geopark yang masuk jejaring UNESCO

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

10 hari lalu

Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

Ada sejumlah hati penting tentang buku dan literasi. Di tingkat internasional, ada hari buku sedunia setiap 23 April

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

11 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

11 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

11 hari lalu

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

Geopark Kebumen diajukan untuk mendapat pengakuan dari UNESCO Global Geopark. Ini 5 keunikannya.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya