TNI dan FPI menggelar PPBN (Pelatihan Pendahuluan Bela Negara) serta tanam 10.000 pohon di Lebak Banten. instagram.com
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan pencopotan Komandan Distrik Militer Lebak Letnan Kolonel Ibaidillah adalah karena pelanggaran prosedur. Jabatan Ibaidillah dicopot setelah memberi pelatihan bela negara pada organisasi masyarakat termasuk FPI tanpa melapor ke atasannya.
"Prosedurnya harus benar, kalau tidak nanti Komando Rayon Militer (Koramil) buat sendiri tanpa laporan, tidak bisa. Tidak sembarangan seperti itu," kata Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu, 11 Januari 2017. (Baca:Latih FPI Bela Negara, Dandim Lebak Dicopot)
Gatot menekankan pelatihan bela negara menjadi hak setiap warga negara Indonesia. Namun, ada tahapan yang harus dilalui, seperti melapor pada pimpinan institusi, atau menyusun silabus pelatihan yang akan diberikan.
"Koramil melaporkan kepada Komandan Kodim, dan kepada Kodam. Ya kan itu dilalui, jadi jangan semaunya saja," kata dia.
Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi Kolonel M. Desi Arianto sebelumnya menjelaskan bahwa alasan pencopotan adalah karena Dandim tak melapor ke atasan. Desi membenarkan bahwa pelatihan bela negara itu berlangsung di salah satu pesantren di Lebak, Banten. Jumlah peserta dalam pelatihan tersebut 120 santri dan ada yang berasal dari Front Pembela Islam.
Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai
21 Januari 2024
Bamsoet Tegaskan FKPPI Harus Mampu Menjaga Pemilu Damai
Bamsoet menegaskan peran Front Keadilan Pemuda dan Pemudi Indonesia (FKPPI) sebagai bagian integral dari bela negara, yang harus mampu menjaga kelancaran Pemilu 2024.
SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?
19 Desember 2023
SBY Tetapkan 19 Desember Hari Bela Negara, Apa Alasannya?
Peringatan Hari Bela Negara ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono untuk mengenang jasa-jasa pahlawan dalam mendirikan Pemerintah Darurat Republik Indonesia pada 19 Desember 1948