3 Poin Penting Konvensi Keanekaragaman Hayati bagi Indonesia  

Reporter

Jumat, 6 Januari 2017 21:29 WIB

Sejumlah pengunjung ber swafoto dengan latar belakang pemandagan gugusan bukit kars Pianemo, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, 19 November 2016. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jakarta - Staf ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Arief Yuwono mengatakan ada tiga poin penting yang dihasilkan dari forum Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati di Meksiko. Salah satunya adalah ecologically and biologically significant marine area in need of protection atau Ebsa.

"Ada spot-spot yang dinilai penting bagi keanekaragaman hayati dan memenuhi kriteria Ebsa," kata Arief Yuwono saat ditemui di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Jumat, 6 Januari 2017.

Sejumlah wilayah di Indonesia, kata Arief, dinilai memenuhi kriteria Ebsa, seperti Selat Lembeh, Upwelling Zone of the Sumatera-Java coast, Raja Ampat and northern bird's head, Sulu-Sulawesi Marine Ecoregion, dan Southern Straits of Malacca. Arief mengatakan Indonesia sempat menyampaikan keinginan untuk menarik beberapa lokasi yang dimaksud, hingga akhirnya Selat Lembeh berhasil ditarik dari daftar tersebut.

Kedua adalah tentang artikel 8j terkait dengan traditional knowledge. Menurut Arief, artikel tersebut mengatur agar ada elemen kehati-hatian dalam penggunaan sumber daya, tentunya dengan memperhatikan masyarakat lokal atau adat supaya tidak terganggu.

Terakhir adalah tentang synthetic biology. Sidang mencatat organisme hidup yang dibentuk melalui synthetic biology dapat serupa dengan living modified organism atau LMO. Meski diakui dengan pengetahuan saat ini, tidak diketahui apakah organisme hasil synthetic biology akan masuk kategori LMO sesuai definisi Protokol Cartagena.

Karena itu, konvensi tersebut mendorong beberapa pihak menerapkan pendekatan kehati-hatian dan mempertimbangkan berbagai aspek dalam melakukan penilaian keuntungan maupun dampak dari organisme, komponen, dan produk yang dihasilkan dari teknik synthetic biology.

Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati di Cancun, Meksiko, berlangsung pada 2-17 Desember 2016 dan merupakan konvensi yang ke-13. Indonesia merupakan tuan rumah kedua konvensi ini yang berlangsung pada 1995 di Jakarta.

DIKO OKTARA

Berita terkait

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

34 hari lalu

BRIN Kembangkan Metode Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

Peneliti BRIN tengah mengembangkan metode baru daur ulang baterai litium. Diharapkan bisa mengurangi limbah baterai.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

48 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

49 hari lalu

Mengenal Antropomorfisme, Sifat Manusia yang Memberikan Empati ke Sekitarnya

Antropomorfisme memiliki arti pengenalan ciri-ciri manusia hingga empati kepada binatang, tumbuh-tumbuhan, atau benda mati.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

53 hari lalu

Alasan Masyarakat Adat Suku Awyu Mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Masyarakat adat suku Awyu mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dalam sengketa izin lingkungan perusahaan sawit PT ASL di Boven Digoel, Papua Selatan.

Baca Selengkapnya

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

4 Maret 2024

4 Bulan DPO, Mantan Pejabat Pemkab Bangka Tersangka Kasus Perambahan Hutan Ditangkap KLHK

Tersangka Barlian merupakan aktor intelektual kasus perusakan dan perambahan hutan di kawasan hutan produksi Sungai Sembulan Bangka.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

13 Februari 2024

Menteri Lingkungan Hidup Bertemu Dubes Norwegia Bahas Capaian Pengurangan Emisi

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya bertemu Duta Besar Norwegia Rut Kruger Giverin membahas capaian emisi.

Baca Selengkapnya

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

31 Januari 2024

Pertemuan Anies Baswedan - Emil Salim, Mengenang Saat SMA Wawancara Menteri Lingkungan Hidup Itu

Saat SMA, Anies Baswedan mewawancarai Emil Salim. Kini, mereka bertemu kembali untuk berdiskusi. Sehari sebelumnya, Ganjar bertemu Emil pula.

Baca Selengkapnya

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

29 Januari 2024

Anies dan Ganjar Kompak Temui Emil Salim, Ada Apa?

Capres Anies dan Capres Ganjar menemui mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Emil Salim jelang pencoblosan Pilpres. Ada apa?

Baca Selengkapnya