Ini 3 Vaksin Tambahan untuk Program Nasional Imunisasi Dasar  

Reporter

Rabu, 4 Januari 2017 20:36 WIB

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhammad Subuh mengatakan pihaknya tahun ini mengupayakan penambahan tiga jenis vaksin guna melengkapi Program Nasional Imunisasi Dasar Lengkap. Tiga vaksin tersebut adalah vaksin Measles Rubella, Pneumococcus, dan Human Papillomavirus (HPV) untuk mencegah kanker serviks.

Menurut Subuh, pada 2019 nanti pihaknya akan menambah imunisasi baru yaitu New Vaccine Initiative. Dia mengatakan butuh waktu 2-3 tahun agar ketiga vaksin baru tersebut dapat menjadi program nasional yang menyeluruh.

“Tahun ini kami akan melakukan demonstrated project karena vaksin ini telah diuji di berbagai negara, jadi tinggal kami laksanakan,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 4 Januari 2017.

Baca:
Ini Materi Pelatihan Militer Australia yang Hina Indonesia
Penghinaan Militer Australia, DPR: Kita Tersinggung Berat


Menurut Subuh, vaksin Measles Rubella yang digunakan untuk menggantikan vaksin campak akan mulai diterapkan. Vaksin itu bisa digunakan secara berkala mulai Januari 2017. Pada tahun 2018, vaksin jenis Measles Rubella akan dimiliki seluruhnya.

Untuk vaksin Pneumococcus pencegah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akan diterapkan mulai pertengahan 2017. Untuk vaksin HPV bakal dikembangkan lebih luas tahun ini.

Pada 2025, Subuh menambahkan, akan ada 3 penambahan kembali imunisasi. Subuh mengatakan total imunisasi dasar lengkap nantinya ada 14 untuk mencegah dari 14 penyakit. “Kalau sudah punya kekebalan dari 14 penyakit, berarti kita sudah bisa sama dengan negara Eropa dan Amerika,” ujarnya.

Menurut Subuh, imunisasi mampu melindungi anak-anak dari beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan, bahkan kematian. Ia menilai imunisasi adalah salah satu langkah yang tepat bagi orang tua untuk menjamin kesehatan anaknya. Ia menekankan bahwa imunisasi tidak membutuhkan biaya besar, bahkan di Posyandu anak-anak mendapatkan imunisasi secara gratis.

Subuh mengklaim pada 2016, program nasional imunisasi dasar lengkap yang ada di Indonesia telah berhasil melindungi jutaan generasi bangsa dari delapan penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Kedelapan penyakit itu adalah polio, TBC, campak, difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B dan pneumonia, serta meningitis.

Subuh menambahkan, dengan memasukkan ketiga vaksin tersebut ke dalam program nasional, akan membawa konsekuensi terhadap besarnya anggaran pengadaan vaksin tersebut, yakni lebih kurang Rp 1 triliun. Terkait dengan dana, dia mengatakan, selain dari sumber utama APBN, dana juga didapatkan dengan mekanisme sharing dengan lembaga-lembaga donor. Namun ia memastikan jumlah dana itu jauh lebih murah dibandingkan dengan kerugian apabila seorang anak terserang penyakit akibat tidak diimunisasi.

DANANG FIRMANTO

Baca juga:
5 Kelemahan Penulis Buku Jokowi Undercover Versi Polisi
TNI Hentikan Kerja Sama dengan Australia, Begini Reaksi DPR

Berita terkait

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

1 jam lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

1 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

1 hari lalu

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

1 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

1 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

3 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

7 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

7 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

17 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya