Kondisi dua dari tiga pendaki yang tersesat di Gunung Semeru, 3 Januari 2017. Istimewa
TEMPO.CO, Malang - Sebanyak sepuluh anggota Tim Search and Rescue (SAR) Gabungan, Selasa, 3 Januari 2017, sejak pagi mencari dua pendaki asal Palembang dan seorang pendaki asal Surabaya yang tersesat di Gunung Semeru di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Menurut Trianko Hermanda alias Slank dari komunitas Gimbal Alas, penolong berangkat Selasa pagi, 3 Januari, tapi hingga siang belum diperoleh kabar terkini upaya tersebut karena kendala ketiadaan sinyal telepon di lokasi pendakian. Pencarian terbuka atau open SAR belum digelar.
“Tim penolong ke sana untuk mencari dan menganalisis kondisi cuaca dan jalur pendakian, serta mengupayakan evakuasi ketiga survivor. Kalau mereka gagal, baru digelar open SAR,” kata Trianko, Selasa, 3 Januari 2017.
Trianko menyebutkan tiga pendaki itu bernama Joko Rubianto dari Surabaya serta Charles dan Abdul Rohman dari Palembang, Sumatera Selatan. Dari informasi yang diperoleh Trianko, mereka mulai mendaki Sabtu, 31 Desember 2016, dan dilaporkan tersesat pada Senin, 2 Januari 2017.
Ketiganya belum sempat naik ke Mahameru—nama puncak Semeru—karena terhalang kabut tebal dan hujan deras. Mereka hanya sampai batas vegetasi pohon cemara dan akhirnya berbalik ke tempat mereka menginap di Pos Kalimati.
Kabut tebal dan hujan masih menutupi pandangan sehingga mereka tak lagi mengenali jalan pulang dan akhirnya malah tersasar ke arah kanan hingga mendekati sungai dengan banyak air terjun kecil. Lokasi mereka masih di sekitar Blok Blank 75, jurang yang sudah “menelan” banyak pendaki tersesat dan hilang, baik yang kemudian ditemukan hidup maupun meninggal.
Personel Kepolisian Hutan Balai Besar TNBTS Joko Puruwito alias Glemboh memperkuat keterangan Trianko. Ketiga pendaki memang tersesat karena cuaca yang sangat buruk. Menurut Glemboh, ketiga pendaki mulai mendaki pada 31 Desember 2016. Mereka dilaporkan tersesat pada 2 Januari 2017, pukul 15.18, ketika salah seorang pendaki, Joko Rubianto, melapor kepada keluarganya pukul 17.22.
Kebetulan, ketika Joko Rubianto mendapat sinyal, dia langsung menelepon keluarganya. Lalu pihak keluarga melapor ke Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) hingga akhirnya informasi tersesatnya Joko dan kawan-kawan tersebar luas.