Dosen Muda Ini Kembangkan Mobil Listrik

Selasa, 3 Januari 2017 00:00 WIB

Mobil listrik dibuat karena bahan bakar fosil semakin menipis.

INFO NASIONAL - Pengembangan mobil listrik di Indonesia bukan hal baru. Sejumlah perguruan tinggi sudah memulainya, termasuk President University, sebagai universitas bertaraf internasional yang memiliki lembaga research and development.


Pada pertengahan 2016, President University membentuk Tim Pengembangan Mobil Listrik di bawah tanggung jawab Dr Eng Lydia Angraini, M.Eng, selaku Kepala Program Studi Mechanical Engineering President University. Dosen muda ini merupakan satu-satunya perempuan Indonesia dari 80 orang yang mendapat beasiswa Monbukagakusho dari Jepang pada 2006.


Lydia bergabung dengan President University pada 2013 setelah mendapat gelar doktor dari Ritsumeikan University di Kyoto, Jepang. Dia memilih President University karena terdapat Program Studi Mechanical Engineering dan berada di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, yaitu Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, tempat 1.700 perusahaan industri multinasional dari 30 negara berada. Ini memudahkan para mahasiswa praktek langsung ke lapangan. “Masuk kuliah di teknik mesin karena saya tertarik mempelajari cara kerja mobil, tertarik menggambar, dan matematika adalah favorit saya. Namun ibu saya bilang, nanti kamu tidak feminin lagi, lho. Tapi saya buktikan bahwa saya tidak tomboi, karena teknik mesin tidak selalu identik dengan oli," ujar perempuan yang lulus S-1 di perguruan tinggi di Indonesia pada 2005.


Setelah sempat bekerja, Lydia mendapatkan beasiswa S-2 dari Jepang pada 2006 hingga 2008, kemudian melanjutkan ke S-3 pada 2008 hingga 2012. Saat menjalani program magister, Lydia mendalami Micro Electro Mechanical System (MEMS), juga belajar tentang sensor, transporter, dan transformator untuk teknologi ukuran mikro. Adapun pada program doktoral, Lydia fokus pada bidang advanced materials science and engineering, dengan riset unggulan di bidang powder metallurgy.


Pengembangan mobil listrik ini, menurut Lidya, dilatarbelakangi dari semakin menipisnya bahan bakar fosil. “Saat S-1 saya pernah mengembangkan bahan bakar alternatif, seperti dari minyak jarak, minyak jelantah, dan biodiesel, tapi terkendala bahan bakunya. Dari hal tersebut dan ilmu yang saya peroleh dari Jepang, di mana pembakaran tidak harus berasal dari minyak, saya mencoba mengembangkan kendaraan berbahan bakar listrik karena lebih murah dan ramah lingkungan,” tuturnya.


Advertising
Advertising

Tim Pengembangan Mobil listrik President University terbagi atas working group. Ada yang mengerjakan manufacturing sasis, bodi, dan sistem kelistrikan.


Mobil listrik yang diberi nama EV PU (Electric Vehicle President University) ini ditargetkan selesai pada Agustus 2017. Adapun mobil ini memiliki panjang 2.380 milimeter, lebar 1.260 milimeter, tinggi 1.625 milimeter, dan berat 350 kilogram. Pada pengembangan awal, EV PU hanya untuk dua penumpang, dan diharapkan bisa menjadi kendaraan mahasiswa. “Setelah selesai dengan prototipe-nya dan dipatenkan, mobil akan dikembangkan dalam skala industri secara massal. Rencananya, untuk produksi massal, President University akan menggandeng Yamaha dan beberapa perusahaan Jepang,” kata Lydia. (*)


Dosen Muda Ini Kembangkan Mobil Listrik

Berita terkait

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

7 November 2022

Cara Merawat Ban Tubeless Mobil

Agar ban tubeless Anda mampu bertahan lama, pasti harus diperlakukan dengan baik sehingga tidak cepat rusak.

Baca Selengkapnya

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

29 Agustus 2022

Guru TIK Batam Makin Melek Digital

Kemenkominfo Menyelenggarakan Kelas Literasi Digital dalam Bimbingan Teknis untuk MeningkatkanKompetensi Guru TIK di Kota Batam

Baca Selengkapnya

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

27 Februari 2022

Semakin Mudah, LRT, Bus, dan Angkot di Palembang Sudah Terintegrasi

Integrasi memudahkan aksesibilitas dan meningkatkan kenyamanan masyarakat menggunakan angkutan umum perkotaan di Palembang dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

27 Februari 2022

Gus Muhaimin Rajut Spirit Perjuangan Kiai Abbas di Pesantren Buntet Cirebon

Gus Muhaimin mengaku spirit perjuangan Kiai Abbas akan terus dikenang sepanjang masa.

Baca Selengkapnya

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

27 Februari 2022

Penangkapan Ikan Terukur Berbasis Kuota Utamakan Nelayan Kecil

Kuota tersebut dimanfaatkan untuk nelayan lokal, bukan tujuan komersial (penelitian, diklat, serta kesenangan dan rekreasi), dan industri

Baca Selengkapnya

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

19 Februari 2022

BNI Siapkan Layanan Beyond Banking untuk 8 Juta Diaspora Indonesia

Kolaborasi diaspora dengan perbankan nasional merupakan upaya untuk terus menciptakan banyak peluang investasi di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

19 Februari 2022

Mesin ATM BNI di Kantor Rans, Pakar: Strategi Bank Genjot Literasi Keuangan

Heboh Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yang mendapatkan kado ulang tahun mesin ATM dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Baca Selengkapnya

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

19 Februari 2022

Bamsoet Optimistis Pengaspalan Kembali Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika Segera Selesai

Tes pramusim MotoGP yang telah digelar pada 11 Maret 2022 menjadi pelajaran penting menghadapi race MotoGP pada 18-20 Maret 2022 nanti.

Baca Selengkapnya

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

19 Februari 2022

Dukung KTT G20, PLN Tambah 2 Pembangkit Perkuat Listrik Bali

Kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia.

Baca Selengkapnya

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

19 Februari 2022

HNW: Sebaiknya Pemerintah Segera Mencabut Permenaker 2/2022

Sikap yang memaksakan tetap berlakunya Permenaker 2/2022 itu bisa menciderai nilai kemanusiaan dan keadilan dalam Pancasila.

Baca Selengkapnya